TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menegaskan kembali bahwa pernyataan soal 'budek' dan 'buta' sama sekali tidak untuk menyinggung kaum disabilitas, melainkan untuk menyindir orang-orang yang mengingkari kenyataan akan berbagai prestasi dan capaian pemerintah.
Baca: Pidato Lengkap Ma'ruf Amin Soal Pengkritik Jokowi Budek dan Buta
"Ini kan jelas tonggak yang diletakkan pemerintah sekarang, untuk kemaslahatan pemerintahan yang akan datang," ujar Ma'ruf Amin di kediamannya pada Senin pagi, 12 November 2018.
Pidato Ma’ruf Amin dua hari lalu, yang menyebut mereka yang tak melek kesuksesan Jokowi adalah orang yang ‘buta’ dan ‘budek’, menuai kritik dari tim kubu Prabowo Subianto–Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga).
Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai pernyataan Ma’ruf itu tak elok dan jauh dari akhlak baik serta sikap kewarganegaraan. “Bagi saya, itu merendahkan saudara-saudara yang difabel,” kata Dahnil kepada Tempo pada Sabtu malam, 10 November 2018.
Baca: Ma'ruf Amin Sebut Budek dan Buta, Timses Jokowi: Menyindir Lawan
Dahnil mengatakan seharusnya sah-sah saja masyarakat berbeda pandangan seperti soal kesuksesan inkumben. Sebab, dalam ruang politik, ia memandang siapa pun dapat beradu gagasan.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menyayangkan dua kubu pasangan capres dan cawapres yang akan berlaga pada pemilihan presiden 2019 ini, terbawa pada pola kampanye nyinyir dan sarkasme. Khususnya, inkumben yang sebelumnya berkampanye dengan tenang dan tidak banyak mengeluarkan kata-kata yang punya potensi menjadi polemik.
"Sejatinya, kubu Jokowi tak kekurangan bahan untuk kampanye positif. Sekalipun hal ini telah mereka lakukan, tapi diselingi dengan penggunaan istilah-istilah yang memicu perdebatan, maka upaya kampanye positif itu seperti hilang diarak angin," ujar Ray Rangkuti kepada Tempo, Minggu, 11 November 2018.