TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin enggan mengomentari soal cucu pendiri Nahdlatul Ulama atau NU Hasyim Asyari, Irfan Yusuf, yang baru didapuk menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga.
"Saya kira itu hak mereka, saya enggak akan ikut campur urusan orang lain lah, tak elok itu," kata Mustasyar PBNU itu saat ditemui usai menghadiri acara Mudzakaroh Alim Ulama se-Indonesia di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta pada Ahad, 4 November 2018.
Baca: Sepupu Gus Dur Jadi Juru Bicara Prabowo - Sandiaga
Irfan Yusuf bergabung menjadi salah satu juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga. Ia pun membeberkan alasannya merapat ke kubu Prabowo karena pengasuh Pondok Pesantren Al Farros itu khawatir akan situasi empat tahun terakhir, dimana banyak orang saling memaki, mengejek dan bertentangan secara terbuka di muka umum.
Baca: Sepupu Gus Dur Jadi Jubir Atas Ajakan Sandiaga dan Dahnil Anzar
"Seperti tidak di Indonesia lagi. Saya khawatir ini pemimpin kita tahu atau tidak sih seperti ini? Kalau dibiarkan, saya khawatir jangan-jangan mereka enggak tahu," kata Irfan di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 1 November 2018.
Menurut Irfan, pilpres 2019 antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto ditarik ke kontestasi antara NU dan non-NU. Menurut dia, NU diidentifikasi dengan Jokowi sedangkan Prabowo non-NU. Sementara Irfan menegaskan, bahwa NU sebagai organisasi tidaklah berpolitik praktis. Jika ada orang NU yang terlibat di pilpres, kata Irfan, itu merupakan sikap pribadi yang tak ada kaitannya dengan organisasi.
Baca: Cucu Pendiri NU: Jika Prabowo Presiden, Menteri Agama dari NU