TEMPO.CO, Surabaya -Calon wakil presiden Sandiaga Uno menyanyikan lagu Kebyar-kebyar saat menziarahi makam penyanyi Soedjarwoto Soemarsono alias Gombloh di Tempat Pemakaman Umum Tembok, Surabaya, Ahad siang, 21 Oktober 2018. Sandiaga mengutip lirik lagu ciptaan Gombloh itu di sela memberi penjelasan pada awak media.
"Gombloh wafat di usia 40 tahun, namun ia telah banyak menghasilkan karya. Salah satunya yang kita kenal ialah Indonesia merah darahku, putih tulangku, bersatu dalam semangatmu," kata Sandi sambil mendendangkan lagu itu.
Baca: Prabowo - Sandiaga Uno Akan Sampaikan Sikap Soal Meikarta
Puluhan kader Partai Gerindra yang mengikuti Sandiaga sontak turut menyanyikan lagu itu dengan suara lebih keras. Mereka melanjutkan menyanyi kendati Sandiaga hanya berdendang sampai syair itu dan melanjutkan memberi penjelasan pada wartawan.
Sehingga beberapa pengawal Sandi pun mengingatkan rekan-rekannya agar mereka berhenti bernyanyi karena sang cawapres sedang memberikan keterangan. "Sttt cukup, cukup," kata pengawal itu.
Menurut Sandiaga lagu Kebyar-kebyar mampu membangkitkan semangat nasionalisme. "Saya tiap kali ada acara, jika lagu tersebut yang berkumandang, semangat jadi bangkit. Termasuk gelora semangat membangkitkan ekonomi bangsa, lapangan kerja dan industri kreatif," tutur Sandiaga.
Simak: Sandiaga Uno Bahas Perlambatan Ekonomi Hingga Rendang di ...
Duet Prabowo-Sandiaga, kata Sandiaga Uno, ingin lagu-lagu bertema patriotik seperti ciptaan Gombloh mampu memberi semangat menumbuhkan ekonomi kreatif dari saat ini yang di bawah 10 persen, naik menjadi 15 persen. Tumbuhnya ekonomi kreatif dengan sendirinya bakal membuka lapangan kerja.
Bagi Sandiaga Uno , Gombloh merupakan satu dari pejuang ekonomi kreatif. Karena dengan kreativitasnya dalam bermusik, penyanyi yang wafat pada 1988 itu menjadi sosok seniman yang disegani. Ia menciptakan lagu yang populer pada zamannya, antara lain Kugadaikan Cintaku, Apel, Berita Cuaca, Setengah Gila dan lain-lain. "Karya-karyanya hebat," ujar Sandiaga.