Politikus NasDem: Jika Semua Partai Bergabung, Kayak Orde Baru

Reporter

Tempo.co

Senin, 1 Juli 2019 14:28 WIB

Anggota Komisi III dari Fraksi Nasdem, Taufiqulhadi, bersiap membacakan surat usulan pengajuan hak angket KPK dalam Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 28 April 2017. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai NasDem Taufiqulhadi berpendapat sebaiknya partai-partai politik dari kubu Prabowo Subianto tidak bergabung ko koalisi pemerintah. “Harus ada pandangan yang berbeda. Nanti kalau semuanya bergabung, kita dianggap seperti zaman Orde Baru,” kata dia di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 1 Juli.

Baca juga: Wiranto Menolak Disebut Kembali ke Orde Baru, Ini Alasannya

Menurut Taufiqulhadi jika semua partai bergabung ke pemerintah hal tersebut tidak mencerminkan azas demokrasi. “Mengingat banyak pihak yang berbeda pendapat, nanti tidak ada yang mewakili," kata dia.

Pascaputusan Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa pemilihan presiden 2019, partai-partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memang memiliki keleluasaan untuk menentukan sikap dan posisi. Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat, kini bebas memilih apakah akan tetap berada di luar pemerintahan atau merapat ke koalisi pemerintah.

Sebelumnya, partai yang acap disebut-sebut bakal merapat ke koalisi pemerintah ialah Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat. Namun, belakangan malah Partai Gerindra yang seakan mendapat "karpet merah" dari koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin ketimbang dua partai biru berbendara biru itu.

Advertising
Advertising

"Menurut saya sebagai penghormatan, kalau memang disepakati, Gerindra harus mendapat kesempatan pertama untuk ditawari (masuk koalisi)," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Taufiqulhadi mengingatkan, jika mereka bergabung ke pemerintah tidak akan baik untuk masyarakat Indonesia. “Menurut saya tidak perlu meminta atau diajak di dalam koalisi Jokowi.”

Anggota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra Muhammad Syafi'i menyebut partai akan tetap menjadi oposisi baik di pemerintahan Jokowi maupun parlemen. Tujuannya, untuk mewujudkan demokrasi yang sehat."Harus ada yang bersikap oposisi dan Gerindra sejak awal sudah menunjukkan posisi sebagai partai oposisi," kata dia di kompleks parlemen di Senayan, Jakarta, Senin, 1 Jul 2019.

Baca juga: Koalisi Bubar, Apa yang Akan Dilakukan Partai Pengusung Prabowo?

Gerindra akan menolak tawaran termasuk jatah menteri. Politikus daerah pemilihan Sumatera Utara itu melanjutkan dengan menjadi oposisi akan terwujud sistem "check and balance" sebagai bagian dari demokrasi yang sehat yakni ada partai pendukung dan oposisi.

FIRA PRAMESWARI | BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA

Berita terkait

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

3 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

20 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

1 hari lalu

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

Surya Paloh tidak tampak dalam acara yang digelar di kediaman Anies di Lebak Bulus itu.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

2 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

2 hari lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

2 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

2 hari lalu

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

Timnas AMIN dibubarkan pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

3 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya