Partai-partai Percepat Konsolidasi Sebelum Pelantikan Presiden

Reporter

Dewi Nurita

Rabu, 26 Juni 2019 11:03 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menggelar konferensi pers di Kebagusan, Jakarta pada Rabu, 17 April 2019. TEMPO/Dewi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memprediksi partai-partai akan mempercepat agenda konsolidasi, baik itu dalam bentuk kongres, munas, muktamar dan agenda serupa, sebelum pelantikan presiden terpilih pada Oktober mendatang.

Baca juga: Kata Hasto Soal Alasan PDIP Percepat Kongres Nasional

Dalam agenda konsolidasi ini, ujar Adi, partai-partai pemenang tentu mengkalkulasi kemungkinan peluang mengakses komposisi kabinet yang bisa didapat, termasuk posisi-posisi strategis di DPR, MPR, dan BUMN. "Sementara partai-partai yang kalah akan mencoba peruntungan apakah bisa merapat ke pemerintah atau memilih jadi oposisi," ujar Adi saat dihubungi Tempo, Selasa malam, 25 Juni 2019.

Belakangan, PDIP sudah menyatakan akan mempercepat kongres. Sementara wacana percepatan Munas Golkar juga menguat. Kalau dilihat dari kecenderungannya, ujar Adi, isu percepatan agenda konsilidasi sejumlah partai memiliki tensi yang berbeda.

PDIP misalnya, ujar dia, dinilai melakukan percepatan kongres sebagai upaya konsolidasi internal menata koalisi 01 dan berkomunikasi dengan 02, selain tentunya untuk mengukuhkan kembali Megawati sebagai ketua umum. "Sebagai partai pemenang pemilu, PDIP perlu strategi dan treatment jitu dalam me-maintenance dua jangkar berbeda itu," ujar Adi.

Sementara Golkar, ujar dia, desakan percepatan muncul karena sejumlah manuver yang ingin menggoyang Airlangga dari tampuk kekuasaan. "Isu ini kencang dilakukan sebelum penentuan komposisi kabinet Jokowi, karena ada dinamika soal siapa yang harus dijadikan menteri dari internal Golkar."

Adapun partai-partai lain, kata dia, juga pasti segera melakukan konsolidasi menghadapi situasi politik pasca putusan MK.

Sejauh ini, partai-partai Koalisi Adil Makmur baru akan menentukan posisi sebagai oposisi atau koalisi kubu calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi, pasca MK menyampaikan putusan ihwal sidang sengketa pilpres. Belum ada yang tegas menyebut akan konsisten berseberangan dengan Jokowi hingga saat ini.

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria misalnya, mengatakan setelah MK menyampaikan putusan, Gerindra akan berunding, apakah akan menjadi oposisi atau koalisi. "Kami akan evaluasi 10 tahun di oposisi, apa plus minusnya. PDIP kan juga dulu 10 tahun di oposisi ada plus minusnya," ujar Riza saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 24 Juni 2019.

Hal yang sama diungkapkan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay. Dia menyebut, partai berlambang matahari putih itu akan melakukan evaluasi pasca-putusan MK, untuk menentukan arah koalisi.

"Kami menunggu hasil putusan MK dulu. Secara etika politik kan begitu. Setelah itu, kami lakukan evaluasi, sebetulnya dalam pilpres dan pileg ini kami dapat apa?" ujar Saleh saat ditemui di lokasi yang sama.

Berita terkait

Kata Para Pengamat soal Kursi Ketua DPR Hanya Jadi Hak Partai Pemenang Pemilu

31 hari lalu

Kata Para Pengamat soal Kursi Ketua DPR Hanya Jadi Hak Partai Pemenang Pemilu

Usai Pileg 2024, kursi ketua DPR jadi pembahasan menarik berikutnya. Benarkah jatah kursi ketua DPR hanya hak partai pemenang pemilu?

Baca Selengkapnya

NasDem Bantah Ratu Ngadu Bonu Mundur karena Perintah Partai

46 hari lalu

NasDem Bantah Ratu Ngadu Bonu Mundur karena Perintah Partai

Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem mengklaim permohonan pengunduran diri Ratu Ngadu Bonu atas kemauannya sendiri.

Baca Selengkapnya

Kata Para Ketua Partai Daerah di Jateng Soal Perolehan Kursi Gerindra, PKS, dan Demokrat

49 hari lalu

Kata Para Ketua Partai Daerah di Jateng Soal Perolehan Kursi Gerindra, PKS, dan Demokrat

Sejumlah ketua partai politik tingkat Provinsi Jawa Tengah telah mengantongi nama-nama kadernya yang lolos ke Senayan. Kepastian itu menyusul rekapitulasi yang rampung digelar Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Para Ketum Partai Desak Hak Angket: Ada Pegiat Antikorupsi hingga Komika

49 hari lalu

50 Tokoh Surati Para Ketum Partai Desak Hak Angket: Ada Pegiat Antikorupsi hingga Komika

Sebanyak 50 tokoh mengirimkan surat kepada para ketua umum partai politik untuk mendorong pengajuan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

55 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Gugatan Perludem soal Ambang Batas Parlemen yang Dikabulkan MK

59 hari lalu

Kilas Balik Gugatan Perludem soal Ambang Batas Parlemen yang Dikabulkan MK

Gugatan Perludem tentang ambang batas parlemen sebesar 4 persen dalam Pasal 414 ayat (1) UU Pemilu dikabulkan oleh MK. Berikut kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Taiwan Pilih Ketua Parlemen dari Partai Oposisi

2 Februari 2024

Taiwan Pilih Ketua Parlemen dari Partai Oposisi

Han Kuo-yo dari partai oposisi Kuomintang terpilih menjadi ketua umum parlemen Taiwan.

Baca Selengkapnya

Stick Cone Jalur Sepeda yang Dipasangi Bendera Partai Jadi Bengkok dan Rusak

16 Januari 2024

Stick Cone Jalur Sepeda yang Dipasangi Bendera Partai Jadi Bengkok dan Rusak

Bawaslu DKI meminta partai untuk tertib dalam memasang bendera menanggapi maraknya bendera partai dipasang di stick cone jalur sepeda.

Baca Selengkapnya

Partai Penjaga Ideologi Nasional

15 Januari 2024

Partai Penjaga Ideologi Nasional

Ma'ruf Amin meminta partai politik menjaga pesta demokrasi 2024 berjalan lancar dan damai.

Baca Selengkapnya