4 Jurus TKN Jokowi Hadapi BPN Prabowo Pasca Pilpres 2019

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Amirullah

Jumat, 26 April 2019 08:00 WIB

Warga Kampung Anti Hoax, Joho, Manahan, berfoto bersama pria bertopeng Capres nomor urut 01 dan 02, Jokowi serta Prabowo Subianto saat aksi Ruwatan Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 24 April 2019. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Tensi politik antara kubu pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi - Ma'ruf Amin dan kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno belum mereda. Terlebih, dua belah kubu telah mendeklarasikan kemenangan dalam Pemilihan Presiden 2019 versi perhitungan internal masing-masing.

Baca: BPN Prabowo Tolak Undangan Lihat Hitung Suara TKN Jokowi

Melihat dinamika yang terjadi, Tempo mencatat setidaknya ada empat langkah yang ditempuh Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf dalam menghadapi Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga pasca hari pencoblosan Pemilu 2019.

1. Rencana mengutus Luhut menemui Prabowo

Rencana pertemuan kubu Jokowi dan kubu Prabowo terungkap ke publik, Kamis lalu, 18 April 2019. Mulanya, Jokowi mengatakan telah menugasi seorang utusan untuk menemui Prabowo. Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan adalah utusan Jokowi.

Advertising
Advertising

Menanggapi rencana itu, Wakil Ketua Umum BPN, Priyo Budi Santoso berpendapat Prabowo tidak perlu bertemu dengan utusan dari TKN Jokowi - Ma'ruf dalam waktu dekat ini. "Momen yang tepat adalah setelah semua nanti ketok palu dari KPU," ujar Priyo di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2019. Dia menambahkan, pertemuan Jokowi dan Prabowo pun seharusnya tidak menggunakan perantara.

2. Minta KPU membuka data C1

Kubu Jokowi meminta KPU segera mengunggah data scan C1 dari setiap tempat pemungutan suara atau TPS ke sistem informasi penghitungan suara (Situng) agar bisa diakses oleh publik. Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, mengatakan menampilkan data scan C1 diperlukan untuk menghindari kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat dan klaim-klaim sepihak oleh masing-masing kubu terkait perolehan suara paslon.

"Untuk itu kami merekomendasikan kepada KPU untuk secepatnya meng-upload seluruh dokumen C1 dan dinyatakan terbuka untuk publik," ujar Hasto di War Room TKN yang terletak di salah satu ruangan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Ahad, 21 April 2019.

Di sisi lain Prabowo Subianto telah mendeklarasikan diri sebagai presiden berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen real count dan C1 yang diinput tim internal mereka.

3. Mengundang BPN melihat sistem perhitungan suara di TKN

Hasto Kristiynto mengundang perwakilan BPN Prabowo - Sandiaga untuk melihat sistem rekapitulasi penghitungan suara pemilihan presiden berdasarkan dokumen otentik C1. "Kami undang lima personel, dua dari BPN dan tiga dari pengamat politik, dan disaksikan oleh media dan perwakilan mahasiswa untuk melihat pusat hitung suara kami," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 April 2019.

Mengenai hal tersebut, Priyo Budi Santoso menyiratkan BPN tak berminat memenuhi undangan itu. Ia mengatakan tak keberatan berkomunikasi melalui telepon dengan TKN sebagai kawan seiring. Namun saat ini, kata dia, kubu Prabowo - Sandiaga masih berfokus mengawal perhitungan C1. "Kami konsentrasi di C1," kata Sekretaris Jenderal Partai Berkarya ini.

Priyo menolak menyebutkan tempat BPN merekap C1. Lokasi penghitungan dirahasiakan lantaran kubunya khawatir terhadap ancaman peretasan sistem oleh pembajak.

4. Mencurigai BPN melobi Bawaslu untuk meminta C1

Tudingan melobi ini sebelumnya disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto. Hasto mengaku mendapat informasi BPN melobi Badan Pengawas Pemilihan Umum untuk mendapatkan form C1. "Saya dapat informasi kalau BPN sedang lobby Bawaslu untuk dapatkan dokumen C1," kata Hasto melalui keterangan tertulis pada Kamis, 25 April 2019.

Juru kampanye nasional BPN Prabowo - Sandiaga, Ahmad Riza Patria, membantah disebut melobi Bawaslu untuk mendapatkan dokumen C1. Namun, Riza membenarkan kubunya bersurat kepada penyelanggara pemilu itu.

Baca: BPN Usulkan Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo Setalah 22 Mei

Riza mengatakan dokumen C1 bukanlah rahasia negara, tetapi milik publik. Dia pun mengatakan Komisi Pemilihan Umum seharusnya memberikan akses untuk mengakses dokumen C1 itu. Menurut Ketua DPP Partai Gerindra ini, kubunya memerlukan akses C1 dari Bawaslu dan KPU untuk melakukan perbandingan dengan C1 yang dimiliki partai dan saksi-saksi dari lapangan. "Karena, mohon maaf, C1 yang sekarang beredar ini banyak macamnya. Dari situ kita akan lihat siapa yang nakal,"kata Riza di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis.

CAESAR AKBAR | IRSYAN HASYIM | DEWI NURITA | BUDIARTI UTAMI

Berita terkait

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

31 menit lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

56 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

3 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

3 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

5 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

6 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya