Koalisi Masyarakat Sipil Imbau Elite Politik Tak Provokatif

Minggu, 21 April 2019 21:55 WIB

Koalisi masyarakat sipil membaca pernyataan sikap meminta elit politik saling memprovokasi untuk mewujudkan pemilu damai di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Ahad, 21 April 2019. TEMPO/IRSYAN HASYIM

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil mengimbau para elite politik untuk menjaga sikap serta tidak melontarkan pernyataan provokatif. Koalisi meminta para elite untuk mengedepankan sikap yang membawa kedamaian dan mempersatukan seluruh elemen bangsa.

Baca juga: Sepuluh Lembaga Survei Buka Data Hitung Cepat Pilpres 2019

"Pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon legislatif, tim kampanye dan tim pemenangan diminta tidak melontarkan pernyataan yang spekulatif, provokatif, dan membelah masyarakat," kata Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 21 April 2019.

Koalisi tersebut terdiri dari Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Direktur Perludem Titi Anggraini, aktivis Feri Amsari, Direktur Exposit Strategic Arif Susanto, Pendiri Netgrit Hadar Nafis Gumay, dan aktivis Jeirry Sumampow.

Lalu ada juga Direktur Parasyndicate Ari Nurcahyo, aktivis Chalid Muhammad, peneliti Formappi Lucius Karus, Kode Inisiatif Veri Junaidi, Pegiat Pemilu Wahidah Suaib, dan Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti.

Advertising
Advertising

Menurut Sunanto elit politik harus mengedepankan perilaku yang proporsional dan berbasis komitmen berdemokrasi secara konstitusional sesuai aturan hukum. Koalisi meminta semua pihak menghormati proses dan tahapan rekapitulasi penghitungan suara yang saat ini masih berlangsung, baik secara manual dan berjenjang di tingkat KPU kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional.

Kemudian, Koalisi Masyarakat Sipil menyarankan semua pihak menempuh proses hukum jika menemukan dugaan kecurangan atau pelanggaran. “Indonesia sudah memiliki mekanisme hukum untuk sengketa pemilu.”

Koalis meminta Bawaslu, kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan bekerja transparan, profesional, akuntabel, dan adil dalam menyelesaikan dugaan pelanggaran pemilu.

KPU sebagai penyelenggara pemilu, juga diharapkan bisa menjaga profesionalitas. Sehingga masyarakat tak lagi khawatir atau meragukan kinerja KPU. "KPU diharapkan mengedepankan transparansi, akuntabilitas, serta komunikasi publik yang responsif dan terukur dalam merespon berbagai dinamika yang ada di masyarakat."

Sedangkan Bawaslu diharapkan bisa melakukan pengawasan proses rekapitulasi suara. Maka dari itu koalisi, “Meminta semua pihak menghormati proses dan tahapan rekapitulasi penghitungan suara yang saat ini masih berlangsung," ucap dia.

Ada pun masyarakat juga diimbau untuk selalu memverifikasi berita yang beredar serta tak mudah terprovokasi. "Jangan mudah terprovokasi apalagi ikut menyebarkan sesuatu yang belum bisa dipastikan akurasinya," kata dia.

Berita terkait

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

15 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

21 hari lalu

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

Anies Baswedan tengah berfokus pada urusan internal dan silaturahim hari raya Idulfitri 2024.

Baca Selengkapnya

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

23 hari lalu

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

JPMorgan ingatkan Amerika Serikat sedang menghadapi kuburan risiko buntut dari ketegangan geopolitik dunia dan polarisasi politik dalam negeri

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

36 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Politik Indonesia

39 hari lalu

Dagang Sapi Politik Indonesia

Politik Indonesia tak kunjung lepas dari "politik dagang sapi"-istilah bagi-bagi kekuasaan di kalangan elite partai melalui kursi kabinet.

Baca Selengkapnya

Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

39 hari lalu

Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

Instagram akan membatasi konten politik dari konten yang tidak diikuti pengguna secara default.

Baca Selengkapnya

MK Terima 2 Gugatan PHPU Pilpres dan 56 Pileg

40 hari lalu

MK Terima 2 Gugatan PHPU Pilpres dan 56 Pileg

Hari terakhir permohonan PHPU. MK terima pendaftaran gugatan Pileg yang paling banyak.

Baca Selengkapnya

Pengamat Ragukan Hasto Soal Operasi Jegal Caleg Kritis PDIP: Jarang Turun ke Konstituen

40 hari lalu

Pengamat Ragukan Hasto Soal Operasi Jegal Caleg Kritis PDIP: Jarang Turun ke Konstituen

Pengamat menilai intensitas kunjungan ke konstituen menjadi kunci utama dalam pertarungan elektoral.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Irlandia Mengundurkan Diri

43 hari lalu

Perdana Menteri Irlandia Mengundurkan Diri

Leo Varadkar mengumumkan rencana mengundurkan diri. Dia tidak mempublikasi alasan pengunduran diri itu.

Baca Selengkapnya

Deretan fakta yang Disinyalir Politik Dagang Sapi era Jokowi: Ada Koalisi Besar hingga UU Desa

46 hari lalu

Deretan fakta yang Disinyalir Politik Dagang Sapi era Jokowi: Ada Koalisi Besar hingga UU Desa

Selain politik gentong babi ada juga Politik dagang sapi yang ditudingkan kepada pemerintah Jokowi

Baca Selengkapnya