Ungkit Soal Hoaks, Jokowi: Sabar Boleh, tapi Ada Batasnya

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 12 April 2019 13:53 WIB

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat menghadiri kampanye terbuka di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 12 April 2019. TEMPO/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi kembali membahas bahaya kabar bohong atau hoaks yang merajalela saat penyelenggaraan pemilihan umum 2019 ini. Ia meminta masyarakat tidak mudah terhasut oleh hoaks yang terkait dengan dirinya.

Baca juga: Begini Modus Kecurangan Pilpres di Malaysia

"Saya ajak ke semuanya sekali lagi, dalam waktu tinggal 5 hari lagi, jangan sampai masyarakat goyah gara-gara fitnah, kabar bohong, hoaks, hasutan-hasutan. Ini yang harus diwaspadai betul," kata Jokowi saat mengikuti kampanye terbuka di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 12 April 2019.

Jokowi mengatakan beberapa hoaks yang beredar selama masa kampanye adalah terkait akan diterbitkan untuk adzan dan diizinkannya pernikahan sesama jenis, jika ia kembali memerintah. Jokowi menegaskan hoaks semacam ini tidak masuk akal dan tak mungkin dilakukan.

Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa sebelum masa kampanye pun, ia kerap mendapat fitnah karena hoaks ini. Salah satunya adalah tuduhan bahwa ia adalah anggota PKI.

Advertising
Advertising

"Saya sudah 4,5 tahun difitnah, dijelekkan, dicela, dibodohin, saya diam. Tapi menjelang pilpres ini harus dijawab, jangan didiamkan. Sabar boleh, tapi ada batasnya kesabaran, benar?" kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Klaim Elektabilitas di Depok Seimbang dengan Prabowo

Ucapan Jokowi langsung diiringi sorakan dukungan dari pendukungnya. Jokowi pun kemudian meminta pada para pendukungnya untuk ikut meluruskan jika mereka mendengar berbagai hoaks.

Dalam kampanye itu, hadir pula Anggota Dewan Pengarah TKN Pramono Anung, Ketua Kamar Dagang Indonesia sekaligus anggota TKN Rosan Roeslani, hingga Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Berita terkait

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

3 menit lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

40 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

48 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya