Digitroops: Hoaks Media Sosial Lebih Banyak Serang Jokowi

Reporter

Fikri Arigi

Kamis, 11 April 2019 15:53 WIB

Calon presiden nomor urut 01 Jokowi berorasi di hadapan para pendukungnya saat berkampanye di Gelanggang Olah Raga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Rabu malam, 10 April 2019. Berdasarkan pantauan Tempo, tribun di GOR tersebut tak terlalu penuh akan massa pendukung. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga riset politik Digitroops menyebut berita bohong alias hoaks di media sosial lebih banyak merugikan calon presiden inkumben, yakni Joko Widodo alias Jokowi. Menurut mereka dari sepuluh berita hoaks, tujuh di antaranya merugikan Jokowi.

Baca juga: Mafindo Sebut Kabar Hoaks Politik Meningkat di Januari

“Ketika di-breakdown data yang paling banyak terdampak oleh hoaks adalah petahana,” tutur peneliti Digitroops, Yusep M Sofyan.

Kata dia, tujuh hoaks terbesar yang menyerang Jokowi adalah: Jokowi dianggap sebagai PKI; Jokowi akan hilangkan adzan; Jokowi dianggap anti Islam; Jokowi legalkan pernikahan sejenis; surat suara tercoblos untuk Jokowi; Jokowi tawarkan Bogor ke China, ‘Jokowi membiarkan Indonesia dibanjiri tenaga kerja asing’.

Dari ketujuh berita tersebut tiga diantaranya merupakan hoaks yang paling banyak dilihat dan diakses. Isu yang paling banyak tersiar di media sosial saat ini adalah tentang ‘Jokowi dituding sebagai Partai Komunis Indonesia (PKI)’. Sebanyak 76.778.491 akun di media sosial telah terpapar berita bohong ini, dan sebanyak 173.110.667 kali diakses.

Kedua yakni hoaks soal ‘Jokowi akan hilangkan adzan’ dilihat oleh 52.428.745 akun, diakses 98.229.910 kali. Ketiga, ‘Jokowi dianggap anti Islam’, dilihat 25.000.002 akun, diakses 28.386.156 kali.

Hoaks soal Jokowi dan PKI kata Yusep merupakan isu yang selalu dibicarakan. Menurut hasil pantauan mereka, isu ini selama 24 jam selalu diakses di atas 2.000 kali. Sementara isu lain, rata-rata hanya mencapai angka 1.000 kali diakses.

Advertising
Advertising

Survei ini mengkonfirmasi isu hoaks yang berkembang di media sosial selama kurun waktu Agustus 2018 - Maret 2019. Riset dilakukan dengan survei tatap muka, Focus Group Discussion, analisis media, dan wawancara mendalam.

Hasil riset Digitroops ini berbeda dengan perolehan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang dirilis pertengahan Maret lalu. Menurut Mafindo Prabowo lebih banyak terpapar hoaks ketimbang Jokowi. Namun waktu pengambilan sampel memang tak sama. Mafindo melakukan riset pada bulan Januari 2019.

Ketua Komite Penelitian dan Pengembangan Mafindo, Santi Indra Astuti, mengatakan berdasarkan temuan lembaganya sebanyak 21 hoaks menyerang Prabowo, dan 19 menyasar Joko Widodo atau Jokowi.

Santi menuturkan hoaks politik bisa mengambil isu apa saja. Selain dinamika politik, hoaks politik turut menggunakan isu agama, etnis, bahkan kesehatan. Di bulan ini, menurut Mafindo, hoaks yang menggunakan isu dinamika politik sebanyak 28 buah sementara yang memakai konten agama sejumlah 17 buah. Kedua calon presiden sama-sama menjadi korban.

FIKRI ARIGI | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

35 menit lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

1 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

2 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

3 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

3 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

4 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

5 jam lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

6 jam lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum Projo Budi Arie juga mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

6 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

6 jam lalu

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

Presiden Jokowi menerima lawatan Bos Microsoft Satya Nadella. Sebelumnya, Bos Apple Tim Cook juga telah menemui Jokowi. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya