Pengamat: Massa Besar Kampanye, Tak Jamin Kemenangan di Pilpres

Senin, 8 April 2019 10:17 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan pengerahan massa besar-besaran dalam kampanye terbuka para pasangan calon presiden-wakil presiden tak akan meningkatkan elektabilitas. “Kampanye semacam itu tidak akan menambah asupan elektoral signifikan terhadap kandidat," kata Pangi melalui siaran pers, Senin, 8 April 2019.

Pangi menilai kampanye dengan pengerahan massa itu sudah usang dan tidak efektif. Sebab, kampanye terbuka seringkali digunakan sebagai ajang gagah-gagahan dan unjuk kekuatan. Alasan berikutnya, kata dia, berkaitan dengan inefisiensi anggaran.

“Anggaran yang sangat besar yang dikeluarkan dalam model kampanye semacam ini tidak punya korelasi positif dengan semakin luasnya dukungan politik yang diperoleh masing-masing kandidat," kata dia.Suasana saat Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo berpidato dalam kampanye di Gedung Serbaguna Rambate Rata Raya, Asahan, Sumatera Utara, Sabtu 6 April 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sebelumnya, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, mengklaim kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 7 April 2019, merupakan kampanye terbesar selama proses pemilu 2019. Fadli yakin keriuhan kampanye itu sulit ditandingi kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sedangkan, Ma’ruf Amin, calon wakil presiden nomor rut 01, menilai jumlah massa yang hadir saat kampanye terbuka Prabowo-Sandi itu biasa saja. “Tunggu tanggal 13 April nanti,” kata Ma'ruf lewat keterangan tertulis pada Ahad, 7 April 2019. Pada tanggal itu kubu Jokowi juga akan menggelar kampanye terbuka di stadion GBK.

Advertising
Advertising

Pangi mewanti-wanti kampanye terbuka tidak memperluas basis segmen pemilih. Hadirnya massa dalam jumlah besar tidak menjadi jaminan bahwa kemenangan menjadi milik kandidat tertentu. Mereka yang hadir sebagian besar sudah dipastikan akan mendukung kandidat yang bersangkutan. “Sisanya hanya ikut-ikutan.”

Pangi menurutkan kampanye terbuka hanya memberikan ilusi kemenangan bagi Paslon di Pilpres. Efek psikologis hadirnya massa yang besar ini juga punya sisi negatif baik terhadap kandidat maupun pendukungnya. "Mereka merasa dapat dukungan besar dan luas dari masyarakat sehingga 'perasaan' rasa-rasa akan memenangkan kompetisi semakin memuncak."

Ia menjelaskan massa yang hadir di kampanye terbuka jika dibandingkan dengan jumlah persentase pemilih sangatlah sedikit. Belum lagi, massa yang hadir, orangnya, ya, itu itu saja. "Kampanye terbuka paslon 01 mereka hadir, begitu kampanye 02 mereka juga hadir. Yang penting happy bisa menikmati hiburan dan syukur syukur dapat uang transportasi."

IRSYAN HASYIM I DEWI NURITA

Berita terkait

Iuran Wisata untuk Siapa

45 detik lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

33 menit lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

52 menit lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

1 jam lalu

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

Presiden Jokowi akan menerima kunjungan CEO Microsoft, Satya Nadella di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, bahas investasi Rp14 triliun.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

2 jam lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

2 jam lalu

Momen Prabowo Diajak Foto bersama Lawrence Wong, PM Singapura Selanjutnya

Peristiwa foto bersama Prabowo dan Lawrence itu terjadi di sela pertemuan tingkat tinggi PM Singapura Lee Hsien Long dan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

3 jam lalu

Kala Jokowi, Prabowo, Lee Hsien Long dan Pengganti PM Singapura Duduk Bersama

Kebersamaan Jokowi, Lee Hsien Long, Prabowo, dan Lawrance dalam satu meja menjadi sinyal keberlanjutan kemitraan dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

3 jam lalu

Jokowi Teken Pengesahan UU DKJ

Presiden Jokowi menandatangani pengesahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta atau UU DKJ

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

4 jam lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya