Lewat Surat, SBY Tak Setuju Konsep Kampanye Akbar Prabowo - Sandi

Minggu, 7 April 2019 09:14 WIB

Calon Presiden Prabowo Subianto menyalami Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, 21 Desember 2018. Selain pertemuan hari ini, SBY - Prabowo Subianto sudah menjadwalkan tiga pertemuan lain. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menulis surat untuk tiga pejabat teras partainya, yakni Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Baca: Pidato Kampanye Akbar, Prabowo Sindir Kartu Sakti Jokowi

Surat bertanggal 6 April itu ditulis dari National University Hospital, Singapura. Tempo mendapatkan salinan surat itu dari dua pejabat teras partai berlambang bintang mercy tersebut. Ketika dikonfirmasi, Hinca membenarkan surat tersebut. "Itu terbatas di internal kami," kata dia, Ahad, 7 April 2019.

Dalam suratnya, SBY mengaku mendapat informasi ihwal tampilan kampanye akbar pasangan calon yang diusung Demokrat, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno Sabtu sore.

"Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar," tulis SBY.

Advertising
Advertising

SBY mengaku, malam harinya dia mendapat kepastian bahwa informasi tersebut benar. Dia berujar konfirmasi itu diperoleh dari pihak lingkaran dalam Prabowo.

SBY pun meminta kepada Amir Syamsudin, Syarief Hasan, dan Hinca Pandjaitan agar memberikan saran kepada Prabowo. SBY meminta agar memastikan beberapa hal dalam kampanye Prabowo. Pertama, SBY meminta agar kampanye tetap mengusung inklusifitas, kebhinnekaan, kemajemukan, dan persatuan, serta kesatuan "Indonesia untuk Semua".

"Cegah demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," kata SBY.

SBY mengatakan siapa pun presiden terpilih nantinya akan menjadi pemimpin bagi seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu, SBY mengingatkan, kampanye nasional pun harus dikemas dengan mengusung prinsip "Semua untuk Semua". Dia mengatakan presiden yang mengusung prinsip tersebut akan menjadi pemimpin yang kokoh.

Sebaliknya, kata SBY, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyat, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh.

"Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata SBY.

SBY mengaku tak suka rakyat Indonesia dibelah sebagai pro-Pancasila dan pro-kilafah. SBY mengatakan, jika polarisasi semacam ini dibangun dalam kampanye, dia khawatir bangsa Indonesia benar-benar terbelah ke dalam dua kubu yang berhadapan dan bermusuhan selamanya. Mengungkit kampanye pemilihan presiden yang dilakukan Demokrat pada 2004, 2009, dan 2014, SBY mengatakan masih banyak cara berkampanye lainnya.

"Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik," ucapnya. "Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu disatu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti."

SBY lantas menyinggung bagaimana selama ini Prabowo diidentikkan dengan khilafah, sedangkan calon presiden inkumben Joko Widodo dituding komunis. SBY mengatakan narasi semacam ini tidak tepat, gegabah, dan menyesatkan.

"Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya," ujarnya.

Dia menyambung, ketimbang rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan bermusuhan lantaran perbedaan pilihan politik, lebih baik mereka diberi tahu ihwal apa yang akan dilakukan Jokowi atau Prabowo jika terpilih menjadi presiden. Dia berpesan agar benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan membahayakan ditinggalkan.

"Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja," tulis SBY.

Di akhir suratnya, SBY mengatakan tulisan itu dibuat saat putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang terbang dari Singapura menuju Jakarta. Kendati sudah menyerahkan urusan kampanye kepada AHY yang menjabat sebagai Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, SBY tetap merasa perlu bersuara perihal ini.

"Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita," tutup SBY.

Kampanye akbar Prabowo - Sandiaga ini diawali dengan salat subuh, munajat bersama, dan sejumlah tausiah yang disampaikan beberapa ulama. Ada pula perwakilan tokoh agama lain yang menyampaikan sambutan dan doa singkat.

Simak juga: Prabowo - Sandi Salat Berjamaah Menjelang Kampanye Akbar di GBK

Sebelumnya, pimpinan Front Pembela Islam Indonesia Rizieq Shihab juga disebut bakal menyampaikan orasi dalam kampanye akbar ini. Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan Rizieq akan berbicara melalui telekonferensi dari Mekkah, Arab Saudi, sebelum Prabowo berorasi.

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

34 menit lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

17 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

21 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 hari lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 hari lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

1 hari lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

1 hari lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

3 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

3 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya