JK: Jokowi Tak Ada Kecenderungan Otoriter

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 2 April 2019 20:03 WIB

Capes nomor urut 01, Jokowi (kiri) bersama ibu Iriana Joko Widodo dan Ketua Dewan didampingi Ketua Dewan Pengarah Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Jusuf Kalla (kedua kanan) didampingi istri Mufidah Jusuf Kalla, naik becak saat menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Karebosi, Makasar, Ahad, 31 Maret 2019. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menegaskan Indonesia memerlukan Presiden yang tidak otoriter dan tidak nepotisme untuk menjaga kondisi negara, khususnya di bidang perekonomian supaya tetap stabil.

Baca juga: JK: Kota yang Baik Rumah Sakitnya Sepi

Hal itu disampaikan Wapres JK saat berdialog dengan para pengusaha dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-29 di Hotel Swiss Bell Batam, Selasa, 2 April 2019.

"Saya tidak ingin mengatakan pilih nomor satu (atau) nomor dua, tapi apa yang kita inginkan sebagai pengusaha? Pertama ialah pengusaha (ingin) agar ekonomi stabil, ada stabilitas dalam ekonomi. Kedua, kita belajar dari negara yang gagal termasuk pada era Presiden Soeharto," kata Wapres.

Pada zaman orde baru, lanjut JK, pemerintah terlalu otoriter dalam menjalankan sistem pemerintahan. Selain itu, dominasi perekonomian dikuasai oleh pihak-pihak terdekat Presiden Soeharto saat itu.

Advertising
Advertising

Hal itu menyebabkan negara Indonesia mengalami kegagalan dan keterpurukan ekonomi akibat pemimpin yang otoriter dan nepotisme.

"Kenapa akhirnya Presiden Soeharto dianggap gagal? Karena otoriter, kalau otoriter itu tidak memberi kesempatan orang untuk berbeda pendapat. Kedua karena kecenderungan KKN, nepotisme, mendahulukan teman dan keluarga. Itu dua hal yang menyebabkan Pak Harto bermasalah," jelasnya.

Wapres menceritakan pengalamannya memimpin Indonesia dalam 4,5 tahun terakhir bersama Presiden Joko Widodo. Menurut JK, Jokowi tidak memiliki potensi untuk menjadi otoriter dan nepotisme.

"Saya ingin menilai Pak Jokowi karena 4,5 tahun bersama-sama, dia tidak ada kecendurungan untuk otoriter. Segala sesuatu dirapatkan. Soal FTZ (free trade zone) ini awalnya beliau berbeda pendapat, setelah dijelaskan akhirnya oke, beliau sepakat," katanya.

Baca juga: JK: Negara Maju Bisa Dilihat dari Lapangan Kerjanya

Sementara itu, JK menilai Jokowi juga tidak ada kecenderungan untuk nepotisme mengingat anak-anak dan menantunya tidak terlibat dalam bisnis yang berkaitan dengan milik pemerintah.

"Kita lihat anak tertua (Jokowi) dagang apa? Kan martabak. Kedua dagang apa? Pisang. Dua-duanya tidak ada hubungannya dengan pemerintah, sehingga tidak mungkin dia (Jokowi) perintah menteri untuk beli martabak satu juta loyang, atau rapat-rapat makannya martabak atau pisang goreng," ujarnya.

Berita terkait

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

8 jam lalu

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

Zulhas berpesan kepada calon kepala daerah usungan PAN untuk meniru hubungan politik Presiden Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

9 jam lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

9 jam lalu

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

Zulhas menyebut hubungan Jokowi dan Prabowo kini makin dekat dan harmonis.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

10 jam lalu

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

Zulhas membawa rombongan pengurus partainya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

11 jam lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

12 jam lalu

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

Ketum PAN Zulkifli Hasan akan menemui Presiden Jokowi bersama perwakilan DPW PAN dari seluruh provins

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

14 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

18 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

20 jam lalu

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah, partai politik dalam PLO. Ini profil kedua kelompok itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

1 hari lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya