Dituduh Larang Tahlil dan Dukung Khilafah, Prabowo: Sungguh Kejam

Sabtu, 30 Maret 2019 20:58 WIB

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu 30 Maret 2019. Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengungkapkan dirinya dituduh dekat dengan kelompok radikal saat membahas isu ideologi di debat keempat malam ini. Prabowo mengatakan tuduhan itu berasal dari kelompok pendukung calon presiden lawan, Joko Widodo.

Baca: Prabowo Singgung Jual Beli Jabatan di Debat Capres

Awalnya, Prabowo mengatakan dia mengakui Jokowi adalah seorang nasionalis, Pancasilais, dan patriot. Itu sebabnya dia datang dan memberi hormat saat Jokowi dilantik sebagai presiden pada Oktober 2014.

"Tetapi saya juga ingin bertanya apakah Pak Jokowi paham dan mengerti di antara pendukung Pak Jokowi ada yang melontarkan tuduhan yang tidak tepat kepada saya," kata Prabowo di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.

Prabowo mengatakan dirinya difitnah ingin melarang tahlilan seumpama terpilih menjadi presiden. Dia juga mengaku dituduh ingin mengganti ideologi Pancasila dengan khilafah.

Advertising
Advertising

Prabowo menampik isu tersebut. Dia menceritakan ibunya adalah seorang Nasrani. Ibu Prabowo, Dora Marie Sigar, memang seorang Nasrani asal Manado, Sulawesi Utara.

Dia juga mengatakan dirinya sudah teken kontrak sebagai militer sejak usia 18 tahun. Itu artinya, kata Prabowo, dia siap mati untuk Republik Indonesia.

"Saya dari umur 18 tahun pertaruhkan nyawa saya untuk membela Pancasila. Bagaimana, kok, saya dituduh untuk mengubah Pncasila. Sungguh kejem itu," kata Prabowo.

Baca: Begini Gaya Kampanye Zulkifli Hasan Ajak Kader PAN Pilih Prabowo

Sawala malam ini membahas isu ideologi, peemerintahan, pertahanan keamanan, dan hubungan internasional. Debat dipandu oleh moderator Ratih Pinasthi dan Zulfikar Naghi serta disiarkan oleh stasiun televisi Indosiar, SCTV, dan Metro TV.

Berita terkait

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat menambah nomenklatur kementerian dengan amendemen UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

6 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

6 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

7 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

Juru bicara Prabowo mengatakan ide presidential club Prabowo ditujukan untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

7 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

Gibran tak banyak menanggapi soal gugatan PDIP ke PTUN yang putusannya bisa saja berimbas pada pelantikannya sebagai wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

8 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

10 jam lalu

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

Anies mengatakan belum ada rencana bertemu Prabowo. Masih konsentrasi menata langkah ke depan.

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

10 jam lalu

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

Yusril mengatakan, Prabowo bisa menambah nomenklatur kementerian dengan melakukan revisi Undang-Undang Kementerian Negera.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

10 jam lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

10 jam lalu

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

Menurut Yusril, setelah Prabowo dilantik jadi presiden, ia bisa langsung mengeluarkan Perppu terkait penambahan nomenklatur kementerian.

Baca Selengkapnya