Pengamat: Elektabilitas Jokowi Turun karena Terbuai Deklarasi

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Senin, 25 Maret 2019 19:07 WIB

Calon anggota legislatif DPR dari Partai Nasdem Daerah Pemilihan Jember - Lumajang Charles Meikyansah (tengah), dan petani tembakau melakukan deklarasi dukungan Capres - Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin di gudang tembakau Desa Kertonegoro, Jenggawah, Jember, Jawa Timur, Kamis 14 Maret 2019. Sebanyak 1300 buruh dan petani tembakau di Jember melakukan deklarasi dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Seno

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan turunnya elektabilitas calon presiden inkumben Jokowi di survei Litbang Kompas karena tim sukses terbuai banyaknya deklarasi dukungan. Timses dianggap tidak memperhatikan kekuatan di akar rumput.

Baca: Jokowi Kampanye di Jawa Timur, Ma'ruf Amin Kembali ke Banten

"Padahal deklarasi dukungan itu juga belum jelas ukurannya, sejauh mana bisa terkonversi menjadi suara," ujar Rangkuti dalam acara diskusi di bilangan Gambir, Senin, 25 Maret 2019.

Hal yang sama diungkapkan peneliti Para Syndicate Arie Nurcahyo. Menurut Arie, deklarasi dukungan itu ibarat etalase yang hanya terlihat di permukaan. "Sementara yang terpenting kan bagaimana kondisi dapur. Sejauh ini, 01 juga terbuai selebrasi dukungan, yang belum tentu berdampak signifikan kepada elektabilitas," ujar Arie saat ditemui di lokasi yang sama.

Sebelumnya Litbang Kompas merilis hasil survei yang dilakukan pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019. Hasilnya, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno, semakin tipis.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Angka tersebut berbeda ketimbang survei Litbang Kompas pada Oktober 2018. Saat itu jarak elektabilitas keduanya 19,9 persen. Pasangan Jokowi-Ma'ruf mengantongi 52,6 persen dan Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, sementara 14,7 responden menyatakan rahasia.

Menurut Rangkuti, ada beberapa cara agar Jokowi bisa mempertahankan suara, diantaranya dengan menawarkan kebaruan dan program yang menjanjikan perubahan. "Sebaliknya, untuk kubu Prabowo seharusnya menjadi peluang untuk menawarkan hal yang lebih baik," ujar Rangkuti.

Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas memprediksi, tiga pekan menjelang hari-H pencoblosan, suara kedua paslon tidak jauh bergeser dari hasil survei teranyar mereka. "Prediksi kami, batas tertinggi suara kedua paslon sesuai hasil ekstrapolasi kami," ujar Toto saat ditemui di lokasi yang sama.

Baca: Pengamat Sebut Militansi Pendukung Prabowo Bisa Menggoyang Jokowi

Adapun hasil ekstrapolasi atau perluasan di luar data Litbang Kompas yang tersedia, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 56,8 persen berbanding 43,2 persen dari Prabowo-Sandiaga.

Berita terkait

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

55 menit lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

3 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

4 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

4 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

5 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

7 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

7 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

8 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

9 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya