Agum Gumelar Heran SBY Dukung Prabowo, Demokrat: Salahkan Jokowi

Rabu, 13 Maret 2019 19:23 WIB

Rachland Nashidik. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan Presiden Joko Widodo-lah yang mesti disalahkan atas keputusan partainya mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Rachland menanggapi pernyataan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (purn) Agum Gumelar yang mengaku heran dengan sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di pemilihan presiden 2019.

"Salahkan Pak Jokowi," kata Rachland melalui keterangan tertulis kepada Tempo, Rabu, 13 Maret 2019.

Tonton: Video Agum Gumelar soal Prabowo Dipecat dari TNI, Ini Respons BPN

Dalam sebuah video yang diunggah Ulin Niam Yusron sebelumnya, Agum mengaku heran dengan keputusan SBY mendukung Prabowo. Sebab, kata Agum, mantan presiden dua periode itu sebelumnya menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira yang ikut menandatangani rekomendasi pemberhentian Prabowo dari militer.

Agum mengatakan semua anggota DKP menandatangani surat rekomendasi pemberhentian itu. Adapun anggota DKP ialah Subagyo Hadi Siswoyo, Fachrul Razi, Arie J. Kumaat, Yusuf Kartanegara, Djamari Chaniago, SBY, dan Agum.

Advertising
Advertising

"SBY tanda tangan, semua tanda tangan. Ya, walaupun saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi, kok, malah sekarang mendukung (Prabowo)," kata Agum dalam video tersebut.

Rachland mengatakan SBY hanya mengikuti keputusan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat. Rapimnas memutuskan Demokrat harus memiliki calon presiden, baik kader sendiri maupun bukan. Sebab jika tidak, partai berlambang bintang mercy ini tak akan bisa mengajukan calon presiden di pilpres mendatang.

"Lagi pula, satu-satunya kubu koalisi yang membuka pintu bagi kami adalah kubu Pak Prabowo - Sandi," kata Rachland.

Rachland mengatakan, publik baru akan mengetahui berapa banyak yang memilih Prabowo pada 17 April nanti. Namun kata dia, publik sudah mengetahui bahwa sedari awal Jokowi sendirilah yang memilih Prabowo sebagai satu-satunya pesaingnya di pilpres 2019.

Agum Gumelar sebagai anggota Wantimpres, kata Rachland, seharusnya menasihati Jokowi agar mengendalikan ambisinya terhadap kekuasaan. "Sayang sekali beliau tidak menasihati Presiden untuk sedikit mengendalikan ambisinya berkuasa lagi agar tidak merusak bangunan demokrasi kita," kata dia.

Rachland merujuk pada ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen yang ada dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Aturan itu menyebutkan, hanya partai politik atau gabungan partai politik yang meraup 20 persen suara legislatif atau 25 persen suara nasional di Pemilihan Umum 2014 yang bisa mencalonkan presiden.

Menurut Rachland, Jokowi dan partai koalisi pendukungnyalah yang memaksakan presidential threshold sebesar 20 persen ini. Rachland menyebut aturan ini memerangkap partai-partai politik masuk ke dalam dua polar koalisi besar. Tujuannya, kata dia, ialah memastikan laga ulang antara Jokowi dan Prabowo.

"Pak Jokowi bukan saja melakukan penggusuran berencana pada bangunan demokrasi, namun juga membatasi kebebasan memilih warga hanya pada dirinya dan Pak Prabowo," kata Rachland.

Rachland berujar, dukungan kepada Prabowo-Sandiaga adalah upaya partainya menegakkan demokrasi elektoral. Demokrat ingin memastikan presiden yang gagal menepati janjinya tak dipilih lagi.

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

1 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

8 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

11 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

21 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

21 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

23 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya