Prabowo Naik Mobil eks Pendukung ISIS, BPN: Apa Melanggar Hukum?

Rabu, 13 Maret 2019 17:00 WIB

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, meninggalkan Gedung Assakinah, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Cianjur, menggunakan mobil Toyota Alphard warna hitam milik Ketua Umum Ormas Garis Cianjur, Selasa 12 Maret 2019. TEMPO/Deden Abdul Aziz

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Sufmi Dasco Ahmad mengaku tak tahu soal mobil milik Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (Garis) Chep Hendrawan yang ditumpangi Prabowo Subianto sewaktu berkampanye di Cianjur, Jawa Barat. Dasco mengatakan, BPN tak mengecek kepemilikan mobil tersebut.

Berita terkait: Di Cianjur, Prabowo Naik Mobil Ketua Ormas Garis

Dia berujar, kesiapan kampanye di daerah merupakan kerja tim kampanye daerah. "Itu kendaraan siapa, yang tahu tentunya yang di daerah. Saya enggak tahu itu pinjam atau sewa," kata Dasco melalui pesan suara, Rabu, 13 Maret 2019.

Dasco menilai persoalan mobil itu tak perlu menjadi polemik. Dia pun mempertanyakan apa aturan hukum yang dilanggar dengan Prabowo menumpangi mobil milik orang yang disebut-sebut Islam garis keras itu.

"Apakah ada pelanggaran hukum kalau naik mobil pinjaman atau yang disewa dari orang yang kebetulan katanya garis keras, tapi tidak pernah menjadi tersangka pelanggaran hukum," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Advertising
Advertising

Dalam kunjungan ke Cianjur, Jawa Barat Selasa kemarin, Prabowo terlihat menumpangi mobil Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 264 RIS. Mobil itu milik Ketua Umum Garis Chep Hernawan yang juga merupakan warga Cianjur.

"Ya, saya kebagian menyediakan kendaraan yang membawa Pak Prabowo dari (pendaratan) helikopter menuju (Gedung) Assakinah untuk berpidato politik," kata pengusaha yang dikenal dengan nama Chep Dapet ini di Cianjur, Selasa 12 Maret 2019.

Chep mengaku mendukung perjuangan yang dilakukan Prabowo demi merebut posisi presiden. Salah satu bentuk dukungan yang dilakukannya meminjamkan mobil untuk digunakan Prabowo.

Dia juga mendukung silaturahmi yang dilakukan Prabowo kepada warga Cianjur. Kedatangan Prabowo, kata dia, disambut antusias para pendukungnya. Dia meyakini Prabowo mendapat dukungan karena presiden saat ini (Jokowi) banyak gagal dalam merealisasikan janji-janjinya.

"Salah satunya masalah lapangan kerja. Banyak lulusan S1 dan S2, termasuk di Cianjur, yang menganggur. Lapangan pekerjaan habis oleh tenaga kerja asing dan aseng," tegas Chep.

Chep Hernawan alias Chep Dapet, selama ini dikenal sebagai pengusaha sekaligus Ketua Umum Ormas Garis Cianjur. Ayahnya, Ahmad Syafe'i alias Haji Dapet dikenal sebagai raja rongsokan dengan aset paling besar di Cianjur.

Gerakan-gerakan Chep dikenal cukup kontroversial, di antaranya pernah menawarkan tanah 1 hektare di Desa Kademangan Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur untuk lokasi pemakaman terpidana mati kasus Bom Bali. Dalam wawancara dengan Tempo pada Maret 2015, dia juga mengaku Presiden ISIS Regional Indonesia dan sempat membiayai pengiriman milisi ke Suriah. Namun, ia telah menghentikan kegiatannya dengan ISIS.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | DEDEN ABDUL AZIZ

Berita terkait

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

7 menit lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

19 menit lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

53 menit lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

55 menit lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

1 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

1 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 jam lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

3 jam lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya