Bertemu Prabowo, Komunitas Kesehatan Keluhkan JKN - BPJS

Jumat, 1 Maret 2019 09:12 WIB

Calon presiden Prabowo Subianto seusai dialog dengan tenaga kesehatan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Februari 2019. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perwakilan komunitas tenaga kesehatan mengeluhkan imbas program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kepada calon presiden Prabowo Subianto. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Hanif Fadhillah misalnya, mengatakan perawat belum menerima benefit dari program BPJS Kesehatan ini.

"Perawat dengan adanya BPJS JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sama saja. Harapan kami ada perbaikan regulasi," kata Hanif di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Februari 2019.

Hanif sebelumnya menuturkan bahwa masih ada beberapa persoalan lain terkait keperawatan. Di antaranya malfungsi dan maldistribusi perawat, khususnya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di daerah. Adapun ihwal kesejahteraan, dia mengatakan perawat di sektor swasta hanya dianggap sebagai pegawai biasa sehingga tidak menerima tunjangan profesi.

Hanif berharap ada perbaikan regulasi sehingga kesejahteraan perawat bisa lebih terjamin. Dia juga meminta adanya keputusan presiden (keppres) terkait pengangkatan perawat non-PNS menjadi PNS.

Lebih lanjut, dia berharap sistem JKN bisa komprehensif dan berdampak bagi semua pihak. Dia juga meminta Prabowo segera membentuk aturan turunan dari Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan seumpama terpilih menjadi presiden.

Advertising
Advertising

Komunitas berikutnya yang mengeluhkan persoalan JKN ialah Ikatan Bidan Indonesia. Ketua Umum IBI Emi Nurjasmi mengatakan bidan sangat terdampak dengan adanya JKN, yakni mereka menjadi dibayar amat murah. Selain itu, para bidan juga menghadapi persoalan birokrasi yang berbelit dalam bekerja sama dengan BPJS.

"Kami tidak bisa bekerja sama langsung dengan BPJS, tapi harus menjadi jejaring lain, dokter, Puskesmas, dan ini banyak eksesnya," kata Emi di lokasi yang sama.

Acara dialog dengan Prabowo ini melibatkan tujuh komunitas kesehatan. Lima komunitas lainnya ialah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi).

Kelima komunitas tersebut juga menyampaikan keluhan dan permintaan kepada Prabowo. IDI mempersoalkan anggaran kesehatan yang dinilai masih kelewat kecil dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sekretaris Jenderal IDI, Hendrik Siregar mengatakan, anggaran untuk kesehatan semestinya minimal 5 persen dari PDB.

"Kemudian soal perbaikan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, dan perlindungan hukum," kata Hendrik.

IAKMI juga menyoroti cekaknya anggaran kesehatan dibandingkan PDB. Menurut Ketua IAKMI Ridwan Thaha, sistem pembiayaan harus adil demi pemerataan di bidang lainnya.

Berikutnya, Ketua PDGI Sri Hananto Seno juga berbicara soal pemerataan tenaga kesehatan dokter gigi. Dia menyinggung mahalnya pendidikan kedokteran gigi menjadi salah satu faktor persebaran jumlah dokter gigi tak merata di seluruh Indonesia. Sebab, lulusan cenderung ingin bertugas di kota besar agar bisa membuka praktik dengan tarif yang tinggi pula.

Berita terkait: Prabowo Anggap Defisit BPJS Kesehatan Rp 20 T Masalah Kecil

Adapun dari program JKN, kata Sri Hananto, dokter gigi hanya dibayar Rp 2.000 per pasien dari BPJS Kesehatan. "Ini penghinaan terhadap profesi kami. Kalau mengharapkan rakyat sejahtera, sejahterakan dulu dokternya," kata dia.

Ketua Umum IAI Nurul Falah kemudian menyampaikan dua permintaan kepada Prabowo. Pertama, IAI menginginkan agar pucuk-pucuk pimpinan kementerian dan lembaga yang terkait kesehatan adalah orang yang benar-benar mumpuni. Sebab, kata dia, industri apoteker kini dibayangi dengan bahaya obat-obat yang mengandung psikotropika dan narkotika.

Kedua, IAI meminta pemerintah mendatang menginiasi Rancangan Undang-undang Kefarmasian. Nurul Falah mengatakan payung hukum ini penting untuk melindungi masyarakat dan konsumen obat.

"Kefarmasian adalah unsur ketahanan bangsa, begitu digoyang obat palsu, obat ilegal, masyarakat kita tidak terlindungi," ujar Falah.

Berikutnya, Ketua Persagi Minarto menyoroti persoalan masih minimnya jumlah ahli gizi di Indonesia. Kata dia, di Indonesia saat ini baru ada 40 ribu tenaga ahli gizi. Padahal, jumlah optimal ahli gizi yakni 250 ribu di seluruh Indonesia.

Minarto mengatakan keberadaan ahli gizi penting untuk membantu masyarakat mencegah kekurangan atau kelebihan gizi. Menurut dia, hal ini bakal berdampak penting terhadap program kesehatan nasional secara keseluruhan.

"Seperti kita tahu yang masih jadi masalah saat ini adalah stunting dan obesitas," kata Minarto.

Di akhir acara, Prabowo mengatakan berbagai masukan itu telah dicatat oleh timnya. Dia mengatakan telah menangkap aspirasi-aspirasi tersebut dan optimis semua bisa diselesaikan. "Saya tidak mau meremehkan, masalahnya besar. Tapi masalahnya bisa diatasi semua ini," kata Prabowo.

Berita terkait

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

1 jam lalu

Prabowo Pakai Baret Merah Saat Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Ini Arti Baret Merah

Prabowo mengenakan baret merah saat menghadiri peringatan HUT Kopassus ke-72. Apa arti baret merah?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

2 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

2 jam lalu

Prabowo dan Mayor Teddy Kenakan Baret Merah Saat HUT Kopassus, Siapa Saja yang Boleh Memakainya?

Prabowo dan Mayor Teddy kenakan baret merah saat hadiri upacara HUT ke-72 Kopassus. Siapa saja yang boleh mengenakan baret ini?

Baca Selengkapnya

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

2 jam lalu

Ini Postur Kabinet dari Zaman Soeharto sampai Jokowi, Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?

Pengamat memperkirakan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan gemuk karena pasangan ini mencoba merangkul partai pesaing masuk dalam koalisi

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

12 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

16 jam lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

19 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

22 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

22 jam lalu

Ucapkan Hari Buruh, Prabowo Harap Kaum Pekerja Semakin Maju dan Sejahtera

Prabowo mengajak seluruh rakyat, termasuk seluruh kaum buruh, untuk turut serta membangun masa depan gemilang.

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya