Alissa Wahid Sarankan Tak Golput dalam Pemilu

Minggu, 24 Februari 2019 00:55 WIB

Alissa Wahid berorasi pada acara Malam Solidaritas Jogja Ilang Roso Tribute to Our Sisters di depan Gedung Agung Yogyakarta, Ahad malam, 10 Mei 2015. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian (JGD) Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid menyarankan masyarakat untuk memilih atau tidak golput dalam Pemilihan Umum 2019.

Baca: Menristekdikti Ajak Mahasiswa dan Dosen Tidak Golput

“Lebih baik memilih dalam konteks untuk menentukan wajah kepemimpinan masa depan,” kata Alissa seusai acara memorial lecture “Ziarah Pemikiran Gus Dur” di University Club Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.

Acara tersebut merupakan rangkaian dari peringatan haul atau wafat Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Alissa menyarankan masyarakat untuk tidak golput karena situasi sekarang ini berbeda dengan zaman Orde Baru, yang calonnya hanya satu. Pemilu 2019 diikuti dua kontestan sehingga calon pemilih bisa mendapatkan pemimpin yang mereka anggap ideal.

Golput atau memilih dalam pemilu mendatang tetap akan menghasilkan pemenang dan kebijakan yang presiden buat nantinya berdampak buat mereka. “Pelajari dulu deh lebih dalam sebelum memutuskan golput atau tidak,” kata Alissa.

Dia menghormati orang yang golput sebagai peringatan kepada dua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kalau tidak muncul gerakan golput, maka kedua kubu akan nyaman-nyaman saja dengan ketidakjelasan kampanye mereka.

Advertising
Advertising

Dia menekankan bahwa golput merupakan hak semua orang dan boleh dilakukan. Bahkan, Gus Dur, ayahanda Alissa menyebut golput sesuatu yang layak dilakukan oleh orang yang menganggap aspirasi politiknya tidak terwadahi. Tapi, dalam situasi seperti sekarang ini, Alissa meyakini bila Gus Dur masih hidup, maka dia akan memilih. Dia mencontohkan tahun 2004, Gus Dur terlibat dalam politik praktis.

Gerakan Golput pada Pemilu 2019 muncul karena kedua calon masih kurang kuat menekankan mengapa masyarakat layak memilih mereka. Alissa menilai upaya dua calon untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang strategi atau konsep bernegara masih kurang.

Dia mengkritik dua kubu dan tim kampanyenya yang cenderung saling perang, saling hajar, dan berusaha menunjukkan kelemahan lawannya. Alissa prihatin keduanya menggunakan simbol agama dalam kampanye. “Banyak orang yang muak sehingga nggak bisa melihat apa bedanya demokrasi yang dibawa oleh dua calon ini. Kebijakan ekonomi apa yang akan mereka usung,” kata dia.

Ia berharap tim kampanye dua calon bekerja lebih dengan tawaran kebijakan yang mencerahkan masyarakat. Dalam konteks saling serang karena dua calon membawa isu agama ini, Alissa menyarankan agar masyarakat kritis dan berani bersuara untuk melawan sentimen agama yang membahayakan publik dalam jangka panjang.

Peran mereka yang terdidik dan kritis ini penting untuk membantu kalangan yang belum mendapatkan pendidikan politik yang cukup. “Politisi dan timnya hanya berpikir soal konteks lima tahunan. Kelompok yang kritis harus bersuara kencang seperti yang golput sebagai bentuk peringatan,” kata Alissa.

Berita terkait

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

21 jam lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

22 jam lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

1 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

1 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

6 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

7 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

9 hari lalu

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

16 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

16 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

16 hari lalu

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

Partai oposisi utama Korea Selatan dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan legislatif

Baca Selengkapnya