Jusuf Kalla: Jokowi Tidak Mungkin Otoriter dan Nepotisme

Reporter

Friski Riana

Sabtu, 23 Februari 2019 21:51 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai menghadiri rapat konsolidasi nasional Jenggala Center di JS Luwansa, Jakarta, Ahad, 3 Februari 2019. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mungkin menjadi pemimpin otoriter. JK menyampaikan hal itu di hadapan peserta silaturahmi nasional Institute Lembang 9 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019.

"Beliau sangat demokratis. Ingin demokratis, menjalankan demokrasi. Tanpa ingin memaksakan kehendak. Jadi, kemungkinan untuk otoriter tidak akan terjadi," kata JK dalam sambutannya.

JK menceritakan bahwa kepemimpinan Jokowi selalu memutuskan kebijakan melalui mekanisme rapat. Sehingga, ia bersama Jokowi dan para menteri bisa 2-3 kali rapat dalam sehari. J

ika ditotal, kata JK, rapat diadakan 200 kali dalam setahun. "Jadi bayangkan kenapa saya harus pindah kantor dekat Presiden, supaya mudah keluar rapat, saya datang. Kalau di Merdeka Selatan itu mesti naik mobil lagi ke seberang," kata JK berkelakar.

Selain itu, JK juga menilai sosok Jokowi bukanlah pemimpin yang nepotisme. Sebab, kedua putra Jokowi tidak terlibat dalam proyek pemerintahan. Anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming, memiliki usaha martabak dan katering. Sedangkan anak keduanya, Kaesang Pangarep, berjualan pisang. "Tidak ada yang proyek jalan atau proyek industri, tidak ada. Artinya tidak akan terjadi nepotisme karena pengalaman-pengalaman itu," ujarnya.

Advertising
Advertising

JK mengatakan, pemimpin otoriter dan nepotisme bisa membuat negara hancur. Ia memberi contoh seperti yang dialami negara Venezuela. Negara yang dikenal mempunyai cadangan minyak terbesar di dunia itu kini menjadi negara miskin karena pemimpinnya otoriter dan nepotisme. Negara di Timur Tengah, kata JK, juga mengalami konflik karena pemimpinnya otoriter. Indonesia juga sempat mengalami masa kepemimpinan yang otoriter.

Adapun dalam pemerintahan Jokowi, JK mengungkapkan selalu menjalankan kenegaraan secara demokratis dan tidak melanggar aturan. Karena itu, jika ditanya mendukung siapa di Pilpres 2019, JK menjawab bahwa ia memilih pasangan nomor 01 Jokowi - Ma'ruf Amin. "Saya memilih pasangan nomor 01 karena itu. Bahwa (mereka) tidak akan menjeremuskan bangsa," katanya.

Berita terkait

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

37 menit lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

52 menit lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

1 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

2 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

3 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

4 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

4 jam lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

5 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

6 jam lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

7 jam lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum Projo Budi Arie juga mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya