Evaluasi Debat Capres, KPU Akan Kurangi Jumlah Pendukung

Reporter

Tempo.co

Kamis, 21 Februari 2019 10:04 WIB

Ekspresi Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat debat kedua Calon Presiden 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, 17 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengevaluasi sejumlah aspek teknis pelaksanaan debat kedua pemilihan presiden, Rabu, 20 Februari 2019. Evaluasi meliputi sistem keamanan pelaksanaan debat capres, keberadaan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, hingga koordinator lapangan atau floor manager.

Baca: Kubu Prabowo Mulai Persiapkan Sandiaga untuk Debat Cawapres

“Untuk mengantisipasi keributan antar-pendukung calon dalam ruang debat,” ujar Ketua KPU Arief Budiman di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Arief menuturkan, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meminta pelaksanaan debat calon presiden dapat dilakukan secara lebih tenang, nyaman, dan fokus. Karena itu, jumlah pendukung dari masing-masing pasangan di dalam ruangan debat bakal dikurangi. “Semua usul akan dibahas dalam rapat berikutnya,” kata dia.

KPU memberikan ruang kepada setiap kubu untuk memberikan masukan pelaksanaan debat ketiga, yang bakal digelar pada 17 Maret 2019. Sebelumnya, dua debat sudah diadakan, yaitu debat dua pasang calon presiden-wakil presiden pada 17 Januari serta debat dua calon presiden pada Ahad, 17 Februari lalu.

Tensi ruang debat calon presiden pada Ahad malam lalu sempat memanas. Kubu pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, memprotes KPU karena merasa calon presidennya diserang dengan isu personal oleh calon presiden inkumben, Joko Widodo.

Advertising
Advertising

Mereka mempersoalkan pernyataan Jokowi yang menyebut Prabowo memiliki lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah. Beberapa pendukung Prabowo, seperti Ferdinand Hutahaean, Jansen Sitindaon, dan Ansufri Idrus Sambo, mengerubungi pimpinan KPU dan Ketua Bawaslu, Abhan.

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, mengatakan lembaganya tak memiliki aturan yang rinci mengenai pernyataan yang dianggap menyerang lawan dengan isu personal. “Itu ranah Bawaslu nanti yang menentukan melanggar atau tidak,” ucapnya.

KPU, kata Wahyu, memilih berfokus mempersiapkan terobosan untuk format debat ketiga agar berlangsung lebih terbuka, eksploratif, dan membuat kandidat lebih nyaman. Dalam debat ketiga nanti, KPU berencana melibatkan sejumlah pakar, aktivis, dan praktisi yang kompeten untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada kandidat.

“Pertanyaan panelis tetap ada. Kami menginisiasi ada pertanyaan langsung dari pihak yang terlibat dan kompeten dengan tema,” tuturnya. Debat ketiga nanti bakal mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan kebudayaan.

Anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin, mengatakan telah merekomendasikan agar KPU mengurangi jumlah pendukung yang dapat memasuki ruang debat. Selain membatasi jumlah pendukung, Bawaslu merekomendasikan agar KPU melarang para pendukung membawa alat peraga kampanye ke ruang debat. “Komitmen ini harus sama-sama dibangun dari kedua belah pihak,” kata dia.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Priyo Budi Santoso, menuturkan pihaknya menyetujui rekomendasi Bawaslu untuk mengurangi jumlah pendukung. Menurut dia, jumlah pendukung yang terlalu banyak berpotensi menciptakan gangguan dan intimidasi bagi kandidat dan antar-pendukung. “Supaya tidak ada psywar yang mengganggu jalannya debat dua kandidat untuk menyampaikan pandangan terbaiknya,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Berkarya itu.

Adapun Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir, mengatakan pihaknya tak terlibat dalam kericuhan yang terjadi di ruang debat. Menurut dia, peristiwa itu wajar terjadi karena antusiasme pendukung dalam menonton debat. “Saya rasa itu bukan ricuh. TKN tidak ricuh. Kami punya tim hura-hura anak muda milenial yang semangat nonton bareng,” ucapnya.

Baca: Timses Siapkan Data untuk Ma'ruf Amin Hadapi Serangan Sandiaga

Mengenai tudingan bahwa Jokowi telah menyerang secara personal dalam acara debat, menurut Erick, pernyataan Jokowi bukan bermaksud menyerang Prabowo secara personal, melainkan hanya upaya memberikan penjelasan mengenai kebijakan pemerintah.

ARKHELAUS WISNU | DEWI NURITA

Berita terkait

Namanya Disebut di Sidang MK Soal Netralitas TNI, Berikut Profil Mayor Teddy Ajudan Prabowo

11 hari lalu

Namanya Disebut di Sidang MK Soal Netralitas TNI, Berikut Profil Mayor Teddy Ajudan Prabowo

Nama Mayor Teddy dikenal publik setelah menjadi ajudan Prabowo dan menimbulkan kontroversi karena hadir di debat capres masih aktif anggota TNI.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

11 hari lalu

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

Menurut putusan MK, kontroversi Mayor Teddy dan netralitas TNI saat hadir di debat capres sudah diselesaikan Bawaslu dan tidak melanggar UU Pemilu.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

41 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya

Debat Panas Immanuel Ebenezer dan Deddy Sitorus Viral di Media Sosial

58 hari lalu

Debat Panas Immanuel Ebenezer dan Deddy Sitorus Viral di Media Sosial

Politikus Gerindra Immanuel Ebenezer dan PDIP Deddy Sitorus terlibat debat panas saat menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi swasta.

Baca Selengkapnya

Fedi Nuril Berterima Kasih usai Vokal di Pilpres 2024, Putuskan Merahasiakan Pilihan

14 Februari 2024

Fedi Nuril Berterima Kasih usai Vokal di Pilpres 2024, Putuskan Merahasiakan Pilihan

Fedi Nuril sempat viral karena bersuara dalam Pilpres 2024 mengaku sudah menentukan pilihan dan memutuskan untuk tetap merahasiakan pilihannya.

Baca Selengkapnya

Klaim Tak Pernah Teken Kontrak dengan PT TMI di Proyek Alutsista, Kemenhan: Hanya Ahli Pengawas

12 Februari 2024

Klaim Tak Pernah Teken Kontrak dengan PT TMI di Proyek Alutsista, Kemenhan: Hanya Ahli Pengawas

Kemenhan menyatakan tak pernah menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).

Baca Selengkapnya

Prabowo Berulang Kali Singgung Soal Dapat Nilai 11 dari 100, Kapan Saja?

10 Februari 2024

Prabowo Berulang Kali Singgung Soal Dapat Nilai 11 dari 100, Kapan Saja?

Nilai 11 dari 100 terus diulang dan disampaikan Prabowo di berbagai kesempatan kampanye. Terakhir, disebut saat Kampanye di GOR Delta Sidoarjo kemarin

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Kutip Kalimat Jokowi Saat Debat Capres, Soal Pilih Pemimpin dan Luas Lahan Prabowo

8 Februari 2024

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Kutip Kalimat Jokowi Saat Debat Capres, Soal Pilih Pemimpin dan Luas Lahan Prabowo

Pernyataan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan saat debat capres mengutip kalimat-kalimat Jokowi. Soal pilih pemimpin dan luas lahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Ada yang Sebut Petisi Sivitas Akademika Kritik Jokowi Partisan, Apa Artinya?

8 Februari 2024

Ada yang Sebut Petisi Sivitas Akademika Kritik Jokowi Partisan, Apa Artinya?

Petisi sivitas akademika kritik Jokowi, ada yang menyebut sebagai partisan. Pahami dulu arti partisan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Bahasan Menarik Debat Capres Terakhir Menurut Pengamat Ekonomi dan Pengamat Politik?

8 Februari 2024

Apa Saja Bahasan Menarik Debat Capres Terakhir Menurut Pengamat Ekonomi dan Pengamat Politik?

Pengamat ekonomi dan politik memberikan penilaian terhadap debat capres yang disebut antiklimaks. Pokok bahasan apa saja yang menarik?

Baca Selengkapnya