5 yang Baru dalam Format Debat Capres Jokowi vs Prabowo Malam Ini

Reporter

Syafiul Hadi

Minggu, 17 Februari 2019 07:59 WIB

Suasana saat Gladi Kotor jelang debat kedua Calon Presiden di Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu 16 Februari 2019. Debat Capres akan dilangsungkan dalam enam segmen dengan waktu debat yang diperkirakan KPU berkisar 90 hingga 94 menit. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Debat capres kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini, Ahad, 17 Februari 2019 pukul 20.00 WIB selama 90 menit ini berbeda dalam beberapa hal dengan debat capres pertama. "Debat kami harap akan berlangsung lebih hangat, dan semakin menarik tentunya," kata Ketua KPU Arief Budiman di kantor MMD Initiavie, Kamis, 14 Februari 2019.

Berikut beberapa perbedaan debat pilpres kedua yang hanya diikuti oleh capres Jokowi dan Prabowo Subianto dalam enam segmen yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ini:

  1. Tak Ada Kisi-kisi Debat

KPU tak akan membuka kembali daftar pertanyaan atau kisi-kisi dalam debat capres kedua. Sebelumnya, banyak masukan dan kritikan soal daftar pertanyaan untuk setiap pasangan calon pada debat capres pertama. "Kalau soal yang dibikin panelis saat debat pertama diberitahu ke calon, nah untuk debat kedua ini tidak kami beritahukan," ujar Komisioner KPU, Wahyu Setiawan di kantornya, Jakarta, Januari lalu.

Baca: Debat Capres Kedua Digelar Nanti Malam, Simak Segmennya

Menurut Wahyu, KPU dan panelis tetap akan membuat daftar pertama seputar tema debat kedua. Sebab, kata dia, daftar pertanyaan yang dibuat oleh panelis untuk mendalami visi misi pasangan calon itu mekanismenya telah diatur di dalam undang-undang.

  1. Tak Ada Pendukung di Belakang Paslon Saat Debat

Arief Budiman memastikan tak ada pendukung di belakang pasangan capres-cawapres seperti di debat pertama. Hal ini dilakukan karena pendukung paslon dianggap mengganggu. "Dari masukan rapat tak ada audiens karena kalau ada lalu masuk kamera dan menggangu."

Advertising
Advertising

Dalam debat pertama, beberapa pendukung ditempatkan di belakang pasangan calon saat debat. Beberapa kali pendukung ini juga ditegur pleh moderator lantaran meneriakkan yel-yel atau seruan saat kedua paslon berdebat.

  1. Ada Tempat Duduk untuk Paslon Saat Debat

KPU menyiapkan kursi untuk capres saat debat berlangsung. Menurut Wahyu, tujuannya agar capres dapat memilih untuk duduk dalam menyampaikan gagasan serta materi debat. "Kursi itu bisa diduduki bisa juga tidak, tergantung kandidat. Tetapi kami tetap menyiapkan kursi."

4. Ada Tambahan Segmen Eksploratif dan Inspiratif

Debat kedua akan terbagi dalam enam segmentasi seperti debat pertama. Wahyu Setiawan mengatakan segmen keempat akan menjadi sesi yang berbeda dari debat pertama.

Sesi ini diberi nama segmen eksploratif. KPU akan menampilkan sebuah video berdurasi 30-60 detik yang kemudian ditanggapi oleh setiap capres. "Di situlah kita bisa melihat kemampuan eksploratif kandidat untuk memahami dan mecari solusi atas isu," ujar Wahyu.

Pada segmen ini setiap pasangan calon tidak akan diberi batas waktu ketika berbicara. Di sini, peran moderator akan sangat penting untuk memandu kedua capres menyampaikan pendapatnya dan saling menanggapi jawaban lawan. Adapun, waktu keseluruhan untuk segmen keempat yaitu selama kurang lebih 20 menit.

Baca:Prabowo Bakal Merujuk Data BPS dan LSM di Debat Capres Kedua

Pada segmen kelima kedua capres akan saling bertanya selama 20 menit. Segmen ini juga tidak membatasi waktu capres agar lebih fleksibel. "Sesi kelima ini namanya segmen inspiratif. Format itu lebih memungkinan kandidat tampil lebih rileks, lebih original, lebih eksploratif," kata Wahyu.

  1. Pertanyaan Kejutan untuk Capres

Salah satu hal yang juga berbeda di debat kedua ini yakni di segmen terakhir atau keenam. Segmen ini akan diisi dengan pernyataan penutup dari kedua pasangan calon.

Wahyu menuturkan KPU berencana menyiapkan format baru dalam segmen keenam debat capres kedua ini. Dia mengatakan selain penyataan penutup, pada segmen ini moderator akan memberikan pertanyaan kejutan untuk kedua capres. "Kami akan membuat atmosfer yang berbeda, misalnya dengan pertanyaan apa alasan publik harus memilih anda sebagai presiden?" Kelihatannya, kata dia, ini pertanyaan sederhana tetapi tidak mudah untuk dijawab.

Berita terkait

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

9 menit lalu

DPR Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 15 Mei, KPU Siapkan Ini

Komisi II DPR juga akan mengonfirmasi isu yang menerpa Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

36 menit lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

1 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

1 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

2 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai KPU dan Bawaslu Kurang Prioritaskan Sidang Sengketa Pileg di MK

3 jam lalu

Pengamat Nilai KPU dan Bawaslu Kurang Prioritaskan Sidang Sengketa Pileg di MK

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menyoroti peran KPU dan Bawaslu dalam sengketa pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

3 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

4 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

4 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya