Debat Capres Kedua Digelar Nanti Malam, Simak Segmennya

Reporter

Syafiul Hadi

Minggu, 17 Februari 2019 07:21 WIB

Suasana saat Gladi Kotor menjelang debat kedua Calon Presiden di Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu, 16 Februari 2019. Debat Kedua kali ini hanya diikuti oleh Calon Presiden dari masing-masing paslon. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat capres kedua dalam beberapa segmentasi hari ini, Ahad, 17 Februari 2019. Pembagian segmentasi ini akan sama seperti saat debat pertama Januari 2019. "Durasi waktu per segmennya sama seperti debat pertama, tapi berbeda mekanismenya," kata Komisioner KPU, Wahyu Setiawan di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Jumat, 15 Februari 2019.

Debat kedua berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, mulai pukul 20.00 selama 90 menit, tidak diikuti cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Debat yang bertema isu sumber daya alam, energi dan pangan, lingkungan hidup, serta infrastruktur disiarkan di beberapa stasiun televisi yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), GTV, MNC TV, dan Inews TV.

Baca:FITRA Ingatkan Jokowi-Prabowo Soal Korupsi Anggaran Infrastruktur

Berikut pembagian segmennya:

I: Kedua capres akan memaparkan visi misi selama 23 menit 15 detik.

II: Pendalaman visi misi pasangan calon dengan menjawab pertanyaan panelis. Pendalaman ini terkait visi misi isu energi dan pangan serta infrastruktur dengan waktu 15 menit 30 detik untuk kedua capres.

III: Pendalaman visi misi tentang isu sumber daya alam dan lingkungan hidup. Capres diberi waktu selama 15 menit 30 detik.

Advertising
Advertising

IV: Ini segmen yang berbeda dari debat pertama. Pada segmen eksploratif selama 20 menit ini, KPU akan menampilkan sebuah video berdurasi 30-60 detik yang kemudian setiap capres akan menanggapi hal itu. "Di situlah kita bisa melihat kemampuan eksploratif kandidat untuk memahami dan mecari solusi atas isu," kata Wahyu.

Baca: Debat Capres, Prabowo Disebut Bakal Bawa Catatan Data Statistik

Pada segmen ini, kata Wahyu, setiap pasangan calon tidak akan diberi batas waktu ketika berbicara. Peran moderator akan sangat penting untuk memandu kedua capres menyampaikan pendapatnya dan saling menanggapi jawaban lawan.

V: Ini segmen inspiratif. Kedua capres akan saling bertanya selama kurang lebih 20 menit. Segmen ini juga tidak diberi batas waktu untuk masing-masing jawaban dan tanggapan agar capres lebih fleksibel. "Format ini lebih memungkinan kandidat tampil lebih rileks, lebih original, lebih eksploratif," kata Wahyu.

VI: Pernyataan penutup dari kedua pasangan calon. KPU memberikan waktu selama 11 menit 30 detik untuk keduanya. KPU menyiapkan format baru dalam segmen keenam pada debat capres kedua ini. Selain penyataan penutup, moderator akan memberikan pertanyaan kejutan untuk kedua capres. "Kami akan membuat atmosfer yang berbeda, misalnya dengan pertanyaan apa alasan publik harus memilih anda sebagai presiden?" Kelihatannya, kata Wahyu, ini pertanyaan sederhana tetapi tidak mudah dijawab.

Berita terkait

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

7 menit lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

8 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

10 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

11 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

12 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

13 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya