Ketum PP Muhammadiyah: Situasi Politik Pemilu Seperti El Clasico

Senin, 11 Februari 2019 17:41 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir berpidato saat menghadiri Sarasehan Kebangsaan Pra Tanwir Muhammadiyah di UMM Dome, Malang, Jawa Timur, Kamis 7 Februari 2019. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menilai situasi politik jelang Pemilu 2019 ini mirip dengan nuansa pertandingan ala El Clasico. Istilah El Clasico merujuk laga antara dua klub sepak bola besar asal Spanyol, yakni antara Barcelona versus Real Madrid.

“Situasi politik seperti El Clasico itu artinya, muara menang-kalahnya partai ulangan itu tinggi sekali, pemilu (presiden) ini perulangan pemilu 2014 lalu,” ujar Haedar di sela Seminar Pra Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin 11 Februari 2019.

Haedar menuturkan pemilu presiden 2019 yang kembali diikuti calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan calon presiden Prabowo Subianto, meski menggandeng calon wakil presiden berbeda, mau tak mau membelah kondisi masyarakat menjadi dua kubu. “Akibatnya di masyarakat muncul sikap politik to be or not to be.

Ketika kondisi masyarakat sudah berpikir seperti ini , pemikirannya akan mengerucut menjadi sikap absolut. “Masyarakat jadi berpikir (calon yang didukungnya) harus menang dan jangan kalah,” ujarnya.

Dengan pemikiran seperti itu maka suasana pesta demokrasi yang seharusnya berlangsung gembira, berpotensial memicu rasa permusuhan, saling terancam, juga kebencian.

Advertising
Advertising

Di tengah kondisi hal itu, Muhammadiyah, ujar Haedar terus berupaya membangun keseimbangan dan mengajak masyarakat berpikir lebih jernih, lebih kontemplatif. “Muhammadiyah ingin mengajak masyarakat kembali pada ajaran agama yang mengajarkan kedamaian, persaudaraan, juga kebajikan, nilai-nilai amanah."

Tak hanya mengajak masyarakat saja, Muhammadyah juga mengajak peserta kontestasi pemilu bersikap bijaksana. Misalnya dengan menyampaikan bahwa menjadi pemimpin yang menang dalam pemilu justru juga sebuah beban. “Karena yang menang pemilu mau tak mau harus memikul tanggung jawab berat memimpin bangsa,” kata dia.

Haedar pun mengutip ajaran Nabi Muhammad yang menyatakan: Jika engkau kejar jabatan itu, maka jabatan itu akan melilit lehermu. Dari ajaran Nabi Muhammad itu, Haedar mengatakan pesan yang disampaikan tak lain adalah bahwa jabatan pemimpin itu berat.

“Maka jangan terlalu gembira ketika menang dan mengusahakannya untuk menang seperlunya saja," kata dia. “Memang tugas tim sukses mensuksekan calonnya, tapi seperti kata orang Jawa Begitu ya begitu tapi jangan begitu.

Haedar mengatakan di sisa waktu sebelum pemilu presiden dan legislative pada 17 April 2019 mendatang, Muhammadiyah akan mendorong adanya proses moderasi agar masyarakat tetap bisa berpikir jernih dan mengutamakan perdamaian.

PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)

Berita terkait

PP Muhammadiyah Segera Ajukan Judicial Revew untuk Mengerem Ambisi Pemerintah di PSN

31 Januari 2024

PP Muhammadiyah Segera Ajukan Judicial Revew untuk Mengerem Ambisi Pemerintah di PSN

PP Muhammadiyah berencana mengajukan juidicial review untuk mengerem proyek strategis nasional atau PSN sebelum pemilu.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Desak Bawaslu Jaga Pemilu Bebas dari Politik Uang dan Politisasi Bansos

31 Januari 2024

PP Muhammadiyah Desak Bawaslu Jaga Pemilu Bebas dari Politik Uang dan Politisasi Bansos

PP Muhammadiyah mendesak Bawaslu dan aparat penegak hukum menjaga penyelenggaraan Pemilu 2024 agar bebas dari politik uang.

Baca Selengkapnya

Kongres Penyintas Rezim Jokowi Serukan Tak Pilih Capres Pelanggar HAM

16 Januari 2024

Kongres Penyintas Rezim Jokowi Serukan Tak Pilih Capres Pelanggar HAM

Kongres Penyintas Rezim Jokowi menyerukan kepada publik agar menempatkan kasus pelanggaran HAM sebagai pertimbangan warga negara dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Utusan Khusus Presiden Uni Emirat Arab, Ini yang Dibahas

4 Januari 2024

Jokowi Bertemu Utusan Khusus Presiden Uni Emirat Arab, Ini yang Dibahas

Presiden Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.

Baca Selengkapnya

Nazaruddin Malik Terpilih Menjadi Rektor UMM Periode 2024-2028

23 Desember 2023

Nazaruddin Malik Terpilih Menjadi Rektor UMM Periode 2024-2028

Deskripsi:Prof. Nazaruddin Malik telah melewati proses pencalonan dan pemilihan rector di Universitas Muhammadiyah Malang. Berikut adalah profil rektor baru UMM

Baca Selengkapnya

8 Universitas Muhammadiyah yang Dijuluki 'Kampus Kristen Muhammadiyah'

13 Desember 2023

8 Universitas Muhammadiyah yang Dijuluki 'Kampus Kristen Muhammadiyah'

Sejumlah kampus Universitas Muhammadiyah dijuluki sebagai kampus Krismuha alias Kristen Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Gelombang Desakan Minta Anwar Usman Mundur dari Mahkamah Konstitusi

9 November 2023

Gelombang Desakan Minta Anwar Usman Mundur dari Mahkamah Konstitusi

Anwar Usman menanggapi banyaknya desakan agar dia mengundurkan diri sebagai hakim konstitusi. Begini katanya.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah dan SETARA Institute Desak Anwar Usman Mundur dari Hakim MK

8 November 2023

PP Muhammadiyah dan SETARA Institute Desak Anwar Usman Mundur dari Hakim MK

Anwar Usman didesak mundur dari hakim MK oleh PP Muhammadiyah dan SETARA Institute. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Usai Temui Ketum PBNU, Kaesang akan Sambangi PP Muhammadiyah Besok

5 Oktober 2023

Usai Temui Ketum PBNU, Kaesang akan Sambangi PP Muhammadiyah Besok

Dalam pertemuan dengan Yahya Cholil, Kaesang mengatakan tidak ada pembahasan soal politik.

Baca Selengkapnya

Buka Suara Ketum PBNU dan PP Muhammadiyah soal Konflik Rempang, Desak Pemerintah Lakukan Hal Ini

16 September 2023

Buka Suara Ketum PBNU dan PP Muhammadiyah soal Konflik Rempang, Desak Pemerintah Lakukan Hal Ini

Ketua Umum PBNU dan PP Muhammadiyah buka suara soal konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya