Keunggulan dan Kelemahan Gaya Kampanye Jokowi Versi Pengamat

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 5 Februari 2019 07:52 WIB

Calon presiden nomor urut 01, Jokowi menyapa masyarakat saat menghadiri Deklarasi Dukungan Koalisi Alumni Diponegoro di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Ahad, 3 Februari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Meutya Hafid menyebut, calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi akan mempertahankan gaya bicaranya yang lebih menyerang seperti belakangan ini. "Gaya Pak Jokowi berbeda, kalau dulu diam, sekarang lebih gaspol. Sepertinya ini akan menjadi gaya beliau sampai akhir," kata Meutya Hafid saat ditemui Tempo di bilangan Menteng, Jakarta pada Senin, 4 Februari 2019.

Belakangan, Jokowi memang berbicara dengan nada "keras" untuk membalas sejumlah isu yang dilontarkan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Saat berkunjung ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jokowi menanggapi beberapa pernyataan kontroversial yang diucapkan Prabowo, mulai dari prediksi Indonesia bubar, Indonesia dikhawatirkan seperti Haiti, hingga hoax Ratna Sarumpaet.

Baca:Mulai Tanggapi Serangan Kubu Prabowo, Jokowi: Masak Diam Terus

Beberapa pengamat menilai, gaya kampanye Jokowi seperti ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut analisis pengamat:

  1. Kelebihan

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, gaya kampanye menyerang ini diperkirakan bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi. "Setelah hampir 4 bulan bertahan dan efektif membuat suara tidak merosot, maka selanjutnya dalam rangka menambah daya tarik elektabilitas, pola yang dipergunakan adalah kampanye menyerang," ujar Rangkuti kepada Tempo pada Senin, 4 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Namun, ujar Rangkuti, efektif atau tidaknya gaya itu, tentu belum bisa diukur saat ini. "Mari kita lihat apakah memang pola menyerang ini akan efektif menaikkan elektabilitas atau hanya akan membuat elektabilitas Pak Jokowi tetap bertahan di tempat," ujar dia.

Peneliti CSIS, Arya Fernandes mengatakan gaya komunikasi Jokowi yang berubah dipengaruhi oleh kompetisi yang berubah dan perubahan strategi politik. Kompetisi yang berubah itu salah satunya karena adanya keserentakan dan kompetisi yang mulai 'keras' antar calon. "Perubahan strategi politik ditujukan untuk memastikan tidak terjadi migrasi pemilih ke rival dan cara agar tidak terjadi imej negatif dari pemilih yang belum menentukan pilihan."

Baca: Duta Besar Rusia Bantah Jokowi Soal Propaganda Rusia

Senada dengan Rangkuti, Arya mengatakan efek dari gaya itu belum terukur untuk saat ini. "Namun, bila tidak disiapkan secara matang bisa menjadi boomerang," ujar dia.

  1. Kelemahan

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai gaya menyerang Jokowi yang belakangan terlihat, dinilai sebagai bentuk kepanikan karena elektabilitas yang belum aman.

Sebagai petahana, elektabilitas Jokowi minimal 60 persen, agar aman. Sedangkan Jokowi masih 53 persen. “Karena itu, Jokowi menggunakan strategi 'total foot ball' ala Barcelona," ujar Adi Prayitno saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 3 Februari 2019.

Menurut Prayitno, sebaik-baiknya strategi bertahan adalah menyerang untuk mengunci kemenangan. Kendati demikian, ujar dia, sebagai petahana, Jokowi mestinya fokus menjual kesuksesan kinerjanya selama 5 tahun dan mengkapitalisasi semua yang sedang dan telah dilakukan seperti; pembangunan infrastruktur, dana desa, PKH, kartu Indonesia pintar, kartu indonesia sehat, dan seterusnya. "Bukan malah sibuk menyerang larang. Gaya frontal ini bukan khas Jokowi yang biasanya kalem dan datar."

Prayitno menilai strategi menyerang ini sengaja didesain untuk terus mengerek elektabilitas Jokowi yang relatif stagnan. Namun, gaya seperti ini dinilai relatif akan merugikan, karena Jokowi tidak alamiah seperti biasanya yang jualan kerja dan cuek dengan gosip-gosip luaran. "Sebab, yang disukai dari Jokowi itu karena dia alamiah, apa adanya, dan tak suka menyerang."

Berita terkait

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

1 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

3 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

10 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

11 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

11 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

11 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

12 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

12 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

14 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

14 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya