Pilpres Makin Dekat, Tiga Survei Merilis Jokowi di Atas Prabowo

Selasa, 22 Januari 2019 08:00 WIB

Calon presiden Prabowo Subianto (duduk kiri) berbincang dengan capres inkumben Jokowi disaksikan Ma'ruf Amin (kanan) dan Sandiaga Uno saat pengambilan nomor urut capres di gedung KPU, Jakarta, Jumat, 21 September 2018. Calon presiden inkumben Jokowi, yang berpasangan dengan calon wakil presiden Ma'ruf Amin, atau Jokowi - Ma'ruf, mendapat nomor urut 1. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan presiden atau pilpres akan digelar pada 17 April 2019. Debat calon presiden (capres) antara Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang pertama, juga telah digelar pada Kamis, 17 Januari 2019.

Baca: Survei: Jokowi Unggul di Kalangan Lulusan SD, Prabowo di Sarjana

Tiga bulan menjelang dilaksanakannya pilpres, tiga lembaga survei merilis hasil sigi mengenai elektabilitas kedua pasangan dalam pilpres mendatang. Ketiga lembaga yang kerap melakukan sigi tersebut sama-sama mencatat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin lebih unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga.

Berikut hasil sigi tiga lembaga tersebut.

1. Survei Indikator Politik Indonesia

Lembaga Survei Indonesia atau LSI yang kerap menyuguhkan hasil survei lewat Indikator Politik Indonesia pada 16-26 Desember 2018 mencatat jika pemilihan dilakukan saat itu pasangan Jokowi-Ma'ruf tercatat unggul sebesar 54,9 persen. Adapun Prabowo-Sandiaga mendapat 34,8 persen. Sisanya sebanyak 9,2 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab, sedangkan sebanyak 1,1 persen mengaku tak akan memilih atau menyatakan golput.

Baca: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Stagnan

Advertising
Advertising

Dalam sigi ini, LSI mencatat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga masing-masing sedikit meningkat jika dibandingkan pada survei sebelumnya yang digelar pada Oktober 2018. Masing-masing beranjadi dari 53 persen menjadi 54,9 dan dari 30 persen menjadi 34,8 persen. Selain itu, pemilih yang belum memilih, berdasarkan survei LSI juga cenderung menurun.

Survei ini diambil dengan sampling sebanyak 1220 responden yang terdaftar sebagai pemilih. Adapun survei ini memiliki margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Sementara itu, pengambilan sampel menggunakan model multistage random sampling, survei ini melakukan quality control sebanyak 20 persen secara acak dari total responden. Artinya, LSI melakukan wawancara ulang terhadap 20 persen dari total responden untuk menjaga konsistensi data.

2. Survei Charta Politika

Berdasarkan data hasil survei pada 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019, Charta Politika Indonesia merilis jika pemilihan presiden dilakukan saat itu, maka pasangan Joko Widodo-Ma'ruf bakal memenangi pemilihan dengan angka mencapai 53,2 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh sebanyak 34,1 persen. Sisanya, sebanyak 12,7 persen memilih tak menjawab atau tidak tahu.

Baca: Survei Charta Politika: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Mandek

Survei Charta Politica juga menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga cenderung stagnan atau melandai. Elektabilitas keduanya tercatat tak beranjak atau sama dengan survei yang digelar pada Oktober 2018. Hanya saja, elektabilitas Prabowo yang justru tercatat turun tipis dari 35,5 persen menjadi 34,1 persen.

Adapun pengambilan data survei ini dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan memanfaatkan kuisioner terstruktur. Total responden dalam survei ini mencapai angka 2000 orang yang terdaftar sebagai pemilih. Sedangkan pengacakan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling.

Survei ini memiliki margin of error sebesar +/- 2,19 persen. Survei ini juga melakukan quality control sebanyak 20 persen secara acak dari total responden. Artinya, pertanyan dalam kuisioner ditanyakan ulang terhadap 20 persen dari total responden untuk menjaga konsistensi data.

3. Survei Median<!--more-->

3. Survei Median

Senada dengan dua lembaga survei sebelumnya, hasil Survei Median yang dilakukan pada 6-15 Januari 2019 juga menunjukkan tren serupa. Dalam survei yang dilakukan Median, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tercatat berhasil mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan 47,9 persen dan 38,7 persen. Adapun pemilih yang memutuskan tak memilih tercatat mencapai 13,4 persen.

Baca: Survei Median: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Menipis

Jika dibandingkan dengan survei sebelumnya pada Oktober 2018, Median mencatat bahwa elektabiltasi pasangan Jokowi-Ma'ruf cenderung stagnan sedangkan Prabowo-Sandiaga tumbuh melambat. Tercatat pasangan Jokowi-Maruf hanya tumbuh 0,2 persen dibandingkan sebelumnya sedangkan Prabowo-Sandiaga tumbuh sebesar 3,2 persen.

Adapun Survei Median ini memiliki jumlah responden sebanyak 1500 orang yang memiliki hak pilih. Selain itu, survei ini menggunakan tingkat margin of error sebesar +- 2,5 persen. Kemudian, Median juga menggunakan metode multistage random sampling dalam pengambilan sampel terhadap 1500 responden. Lembaga ini juga mengaku menggunakan metode quality control sebesar 20 persen dalam melaksanakan survei ini dari total responden.

Berita terkait

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

2 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

3 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

3 jam lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

4 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

6 jam lalu

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

Partai Nasdem dan PKB menyatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

12 jam lalu

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

Wakil Perdana Menteri sekaligus pengganti PM Singapura Lawrence Wong mengajak Prabowo Subianto untuk foto bersama di Istana Bogor, Senin.

Baca Selengkapnya

Kata Gibran Soal Persentase Komposisi Susunan Menteri di Kabinet Prabowo

13 jam lalu

Kata Gibran Soal Persentase Komposisi Susunan Menteri di Kabinet Prabowo

Sejumlah partai di luar koalisi pengusung Prabowo-Gibran telah menyatakan akan bergabung dengan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

15 jam lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

16 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya