Kata Pengamat Soal Visi Misi Soal Terorisme Jokowi Vs Prabowo

Reporter

Friski Riana

Jumat, 18 Januari 2019 11:40 WIB

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin, bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, usai Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya, menilai paparan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019, Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, soal terorisme dalam debat pilpres masih jauh dari ekspektasi publik, yaitu narasi yang bernas, tuntas, dan fundamental.

Baca: Debat Soal Terorisme, Ma'ruf Amin Kutip Potongan Ayat Al Quran

"Dua paslon sama-sama belum terlihat bisa menampilkan konstruksi pemikiran yang komprehensif, runut, sistematis, dan simpel," kata Harits dalam siaran tertulisnya, Kamis, 17 Januari 2019.

Harits mengatakan paparan yang sistematis dan simpel bisa membuka persoalan terorisme dari hulu sampai hilir, seperti akar terorisme, paradigma mengeja terorisme, solusi-solusi praktisnya untuk mencegah, menindak dan relevansinya dengan amanah UU terorisme, UU HAM dan criminal justice system yang berlaku di negara hukum seperti Indonesia.

Harits melihat debat fokus terkait isu terorisme kurang menarik. Publik, kata dia, disuguhi narasi yang kurang elaboratif, juga kurang condong membahas isu tersebut. Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena terorisme bukan soal fundamental yang dihadapi bangsa Indonesia dibandingkan persoalan-persolan lainnya, seperti ekonomi, keadilan, pendidikan, dan peningkatan kualitas SDM Indonesia, moral generasi bangsa, kejahatan kerah putih, dan narkoba yang telah banyak makan korban anak-anak bangsa.

Baca: Debat Capres, Prabowo Cerita Pernah Gabung Satuan Antiteror

Harits memperkirakan problem terbatasnya waktu pemaparan menjadi salah satu variabel espektasi publik tidak menemukan relevansinya pada debat kali pertama ini. Namun, ia menilai, dengan keterbatasan waktu itu lah seseorang akan benar-benar diuji level lemah kuatnya kecerdasan dan skill komunikasinya untuk mempresentasikan sebuah narasi, yang secara substansinya bernas, tuntas, dan komprehensif. "Dituangkan dalam frase-frase kalimat yang sistematis dan disampaikan secara verbal," kata dia.

Advertising
Advertising

Dalam paparannya tentang terorisme, calon presiden Prabowo Subianto mengatakan akan berinvestasi total dalam pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, Sandiaga akan memetakan wilayah mana di Indonesia yang memiliki risiko tinggi atau terpapar ideologi dan paham terorisme. Untuk mencegah aksi terorisme, Prabowo berjanji memperkuat aparat penegak hukum seperti polisi, intelijen, dan sebagainya agar bisa mendeteksi sejak dini paham radikalisme yang tumbuh di masyarakat.

Adapun dari kubu paslon 01, calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengatakan akan mengutamakan pencegahan dengan menekan paham intoleran dan melakukan deradikalisasi. "Untuk itu, kami akan memberantas terorisme dengan humanis dan tidak melanggar HAM. Kami akan mengajak ormas-ormas Islam untuk ikut serta," ujar Ma'ruf.

Berita terkait

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

1 jam lalu

Gerindra Sebut Ketidakhadiran Prabowo di Halalbihalal PKS Bukan Sinyal Penolakan

Sufmi Dasco membantah, ketidakhadiran Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam acara Halalbihalal yang digelar PKS merupakan sinyal penolakan

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

2 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

2 jam lalu

Prabowo Tak Hadiri Halalbihalal PKS, Pengamat Sebut Sinyal Penolakan

Pakar menduga, Prabowo belum menemukan titik temu untuk membuka komunikasi dengan PKS.

Baca Selengkapnya

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

3 jam lalu

PKS Berharap Prabowo Ajak Gabung Koalisi seperti PKB dan NasDem

PKS berharap didatangi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

3 jam lalu

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

4 jam lalu

Sekjen PKS Beri Sinyal Gabung ke Prabowo: Kami Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

PKS beri sinyal bakal bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah dua periode berada di luar pemerintah.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

7 jam lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

7 jam lalu

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

Prabowo belum menawarkan kursi menteri, Partai Nasdem fokus pada kepemimpinan ide dan rekonsiliasi.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

8 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Akui Belum Dapat Tawaran Menteri dari Prabowo, Surya Paloh: Siapa Kita?

8 jam lalu

Akui Belum Dapat Tawaran Menteri dari Prabowo, Surya Paloh: Siapa Kita?

Prabowo belum menawarkan posisi menteri untuk Partai NasDem.

Baca Selengkapnya