Kubu Jokowi Tampilkan Citra Umara dan Ulama di Debat Capres

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Amirullah

Selasa, 15 Januari 2019 10:25 WIB

Bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Maruf Amin tiba untuk mengikuti pengundian dan penetapan nomor urut pada Pemilihan Presiden 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat 21 September 2018. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Meutya Hafid mengatakan akan menampilkan citra umara dan ulama alias Pemimpin dan Ulama dalam debat capres pada 17 Januari 2019. Menurutnya, hal itu adalah kekuatan natural dari pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Baca: Debat Capres, Kubu Jokowi Akan Tanya Pelanggaran HAM ke Prabowo

"Jadi yang dari awal kami sampaikan umara dan ulama ya, umara pemimpin, dan ulama. Itulah yang ingin kami dapat dari pasangan ini," ujar Meutya ketika ditemui Tempo di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Senin 14 Januari 2019.

Gaya bicara Jokowi, menurut Meutya, sudah menampilkan citra pemimpin yang merakyat dengan pemilihan kata yang mudah dipahami. Hanya saja masih perlu ada penyesuaian soal waktu, sebab Jokowi cenderung menjawab pertanyaan dengan singkat sehingga menyebabkan masih banyaknya waktu yang tersisa.

Sedang tim debat menginginkan tidak ada waktu yang tersisa. Sehingga perlu ada informasi-informasi tambahan dalam jawaban Jokowi, meskipun tidak menjawab langsung dari pertanyan dalam debat.

Advertising
Advertising

"Dalam komunikasi, efektif waktu dan efesiensi kata penting. Tapi juga tidak terlampau pendek karena harus menjelaskan secara utuh," kata anggota Komisi I DPR RI ini.

Baca: Timses Jokowi: Pidato Prabowo Aduk Emosi Publik Tanpa Data Akurat

Sementara gaya bicara Ma'ruf, menurut dia, sangat menggambarkan ulama. Ma'ruf yang kerap menyitir hadis, dan menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, akan memperkuat karakter ulama dalam debat nanti.

Meutya mengatakan, tim debat tidak akan mengubah gaya Ma'ruf berkomunikasi, karena justru hal ini yang menjadi kekuatannya. Ma'ruf pun diharapkan untuk dapat melengkapi argumen Jokowi soal pemerintahan, dengan perspektifnya sebagai ulama. "Itulah kekuatan Kiai Ma'ru yang kami sepakati, dan tidak perlu kami ubah. Kami ingin beliau tampil apa adanya," ujar Meutya.

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

4 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

7 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

17 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

18 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

19 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

23 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya