Di Pesantren, Sandiaga Kembali Sebut Ekonomi Indonesia Liberal

Jumat, 11 Januari 2019 11:33 WIB

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno menyapa masyarakat saat kunjungan di Kampung Nelayan Pasir Putih, Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Kamis 3 Januari 2019. Dalam kunjungannya Sandiaga Uno menjelaskan perlindungan dalam bidang kelautan harus meningkatkan kesejahteraan para nelayan seperti asuransi dan pendanaan. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno hari ini, Jumat, 11 Januari 2019 berkampanye di Jawa Tengah. Agenda Sandiaga hari ini dibuka dengan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Wahdah di Jalan Sumber Girang No. 12, Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Baca: Menjelang Debat Capres, Sandiaga: Tak Ada Presenter yang Poles

Di pondok Al-Wahdah itu, Sandi diterima oleh pengasuh pondok Gus Affas Baidho. Selain itu, hadir pula KH Najih Maimun Zuber dan KH Wafi Maimun dari Sarang, Gus Aam Wahib dari Surabaya, dan Gus Sholah dari Banyuwangi.

Dalam kunjungannya ini, Sandiaga menyatakan ekonomi umat, pemberdayaan pesantren, dan mencetak Santripreneur adalah program yang akan ia realisasikan jika memenangi Pilpres 2019.

"Ini menjadi pekerjaan rumah paling besar bagi Indonesia, yakni reformasi ekonomi umat dan menggerakkan ekonomi rakyat. Untuk itu dibutuhkan pemerintahan yang kuat dengan kepemimpinan yang tegas dalam menjalankan program ini," kata Sandiaga seperti dalam siaran persnya, Jumat, 11 Desember 2019.

Menurut dia, pesantren merupakan sektor penting dalam ekosistem perjalanan ekonomi bangsa ini. Pesantren bagi Sandiaga memiliki peran yang begitu penting dalam menggerakkan ekonomi umat.

"Dalam perjalanan saya menyerap aspirasi, saya melihat beberapa pesantren mampu mandiri memenuhi kebutuhan hidup para santrinya dengan memanfaatkan lahan yang ada. Dari sayur-mayur, ikan, tebu, hingga air. Bahkan ada yang menggunakan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listrik pesantren tersebut," ujar dia.

Ia kemudian melanjutkan pemaparan dengan mengatakan lebih dari 50 persen roda ekonomi hanya dikuasai oleh 1 persen populasi di Indonesia. Menurut dia, ketimpangan ini disebabkan kebijakan ekonomi yang sangat liberal, membuat yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Akibatnya, kata dia, utang semakin besar, dominasi dan kepentingan asing semakin terasa.

Ia menuturkan cara mengurangi ketergantungan dengan asing bisa dilakukan dengan cara memberdayakan potensi ekonomi di Indonesia.

"Industri halal berpotensi menghasilkan pendapatan Rp 4000 triliun. Indonesia masih nomor lima. Ini adalah potensi besar bagi kita dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Saya akan ngopeni betul pesanten, republik ini punya utang besar pada pesantren," kata dia.

Simak juga: Prabowo - Sandiaga - SBY Bahas Isu Pelemahan KPK

"Pesantren Insyaa Allah akan kami jadikan kawah candradimuka pemimpin bangsa ini dan mencetak para santri yang menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja," ujar Sandiaga.

Berita terkait

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

5 hari lalu

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

kemenag mengalokasikan anggaran dana BOS Pesantren sebesar Rp 340,5 miliar tahun ini.

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

5 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

6 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

9 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

10 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

10 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

12 hari lalu

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

21 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

29 hari lalu

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

Sandiaga mengatakan, kemajuan film Indonesia bisa dilihat dari angka penonton yang setiap tahun melampaui target.

Baca Selengkapnya

Respons Sandiaga soal Harga Tiket Pesawat Mahal: Itu Kelas Bisnis, Kelas Ekonomi Masih Sesuai Aturan

30 hari lalu

Respons Sandiaga soal Harga Tiket Pesawat Mahal: Itu Kelas Bisnis, Kelas Ekonomi Masih Sesuai Aturan

Sandiaga Uno merespons keluhan masyarakat soal harga tiket pesawat domestik yang dinilai lebih mahal ketimbang tiket penerbangan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya