Cerita Romahurmuziy soal Tabloid Obor Rakyat di Pilpres 2014

Reporter

Antara

Sabtu, 15 Desember 2018 09:33 WIB

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy saat menghadiri halalbihalal bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, 4 Juli 2018. Tempo / Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Romahurmuziy menguak fakta-fakta di balik terbitnya tabloid Obor Rakyat pada pilpres 2014.

Romy, sapaan Romahurmuziy, yang pada pilpres 2014 merupakan Ketua Divisi Strategi tim kampanye Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu mengatakan penerbitan tabloid tersebut dilakukan oleh para simpatisan Prabowo-Hatta kala itu.

Baca: La Nyalla, Obor Rakyat dan Isu Jokowi PKI

"Obor Rakyat itu dibuat simpatisan. Saya di tim resmi pak Prabowo pada waktu itu dan saya pastikan itu bukan diproduksi tim resmi," kata Romahurmuziy seusai menjadi narasumber dalam Rakornas Tim Hukum dan Advokasi Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Jumat malam, 14 Desember 2018. Meski begitu, menurut dia, tim resmi mengetahui keberadaan tabloid tersebut.

Isu Tabloid Obor Rakyat kembali mengemuka setelah mantan politikus Gerindra La Nyalla Matalitti mengungkap pengakuan bahwa ia berperan dalam penyebaran tabloid itu pada pilpres 2014 untuk memfitnah Jokowi. Ia mengaku sudah meminta maaf kepada Jokowi berkaitan dengan hal tersebut.

Advertising
Advertising

Romy mengatakan tim resmi Prabowo-Hatta saat itu disodorkan contoh tabloid Obor Rakyat yang akan diproduksi dan diminta untuk mengoreksi isi tabloid tersebut. "Kami disodorkan 'dummy' tabloid itu dan diminta koreksi bagaimana menurut tim kampanye," ujar Ketua Umum PPP itu.

Saat itu, kata Romy, dirinya sebagai Ketua Divisi Strategi Tim Kampanye Prabowo-Hatta mengaku tak mau ikut-ikutan. "Saya katakan tidak ikut-ikut karena ini hoax dan kalau kalah akan menjadi masalah," ujarnya.

Baca: Ditangkap, Ini Kronologi Kasus Pimpinan Tabloid Obor Rakyat

Dari situ, kata Romy, yang dapat dipastikan adalah penerbitan tabloid Obor Rakyat benar-benar dibuat oleh lawan politik Jokowi pada saat itu. "Isunya betul-betul made to order, di-'fabrikasi', khusus untuk Pilpres 2014. Saya menjadi saksi, bahwa isu antek komunis, antek asing, antek aseng dan anti-Islam itu adalah isu yang betul-betul di-'fabrikasi' lawan politik pak Jokowi," kata dia.

Menurut Romy, kala itu tabloid Obor Rakyat direncanakan dicetak sebanyak delapan edisi. Namun yang berhasil terbit hanya tiga edisi dan dicetak sebanyak satu juta eksemplar. "Kemudian dibagian kepada 242.000 masjid dan 28.000 pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan isu yang memang dimakan kalangan agamawan," ujarnya.

Akibat pemberitaan Obor Rakyat itu, kata Romy, elektabilitas Jokowi pada satu bulan sebelum pilpres 2014 dilaksanakan, sempat tersalip oleh Prabowo.

Romy pun menilai saat ini produksi hoax yang dilakukan lawan politik Jokowi tetap dilakukan namun dengan peralihan medium dari sebelumnya tabloid menjadi media sosial. "Saya melihat perubahan medium ini selain karena mereka kapok, juga karena logistik mereka semakin pas-pasan," kata dia.

Mengacu kepada hal tersebut, Romy mewakili Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, meminta seluruh tim hukum dan advokasi bergerak ofensif dengan melaporkan setiap hoax yang ditujukan kepada Jokowi. Menurut dia, hoax yang terjadi di media sosial merupakan strategi lawan politik Jokowi. "Hoax ini bukan sekadar lontaran sporadis tapi sudah strategis dan sistematis," ujarnya.

Sementara itu, terkait Obor Rakyat, Partai Gerindra menilai La Nyalla seharusnya diproses secara hukum. Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Puyono mengatakan gaya kampanye dengan Obor Rakyat bukan sama sekali gaya seorang Prabowo Subianto. Justru Arief menilai sikap mantan ketua umum PSSI itu yang menyebabkan kekalahan Prabowo-Hatta di pilpres 2014. "Akibat La Nyalla yang membuat kampanye hoax, akhinya Jokowi-JK dapat simpati masyarakat dari Obor Rakyat itu," ujar dia.

Baca: La Nyalla Akui Sebar Obor Rakyat, Gerindra: Harusnya Dia Dibekuk

Berita terkait

Modus Penyelewengan Dana BOS

1 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

3 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

7 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

10 hari lalu

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

Ketua KPU Depok, Wili Sumarlin mengatakan Depok memiliki 11 kecamatan, sehingga kebutuhan PPK 55 anggota. Tiap kecamatan 5 orang.

Baca Selengkapnya

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

10 hari lalu

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

Prabowo-Gibran tetap menjadi Pemenang Pilpres 2024 setelah MK membacakan putusan yang menolak gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

10 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya

Potensi Terbelah Putusan Mahkamah Konstitusi

10 hari lalu

Potensi Terbelah Putusan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi dinilai sulit mengabulkan permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam sengketa pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

11 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya