Arsul Sani: Reuni Akbar PA 212 Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Reporter

Fikri Arigi

Kamis, 29 November 2018 09:38 WIB

Anggota MPR Arsul Sani hadir dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema "PP No. 43 Tahun 2018 dan Tap MPR No. XI Tahun 1998, Sinergi Berantas Korupsi?" di Media Center MPR/DPR Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2018. (dok MPR RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Arsul Sani mengatakan peserta aksi reuni Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) dapat dipastikan tidak pemilih Jokowi - Ma'ruf. Aksi ini pun, kata dia, tidak akan menimbulkan efek apapun bagi elektabilitas Jokowi - Ma'ruf.

"Karena yang mau ikut 212 itu sudah pasti tidak memilih pak Jokowi, sudah bisa dipastikan itu," kata Arsul di Media Center Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu 28 November 2018.

Baca: Larang Massa Reuni Akbar 212 ke Istiqlal, PA ...

Kecenderungan tidak memilih Jokowi ini, kata Arsul, yang jadi alasan TKN tidak khawatir dengan acara itu. Para pendukung Jokowi pun tidak akan mau mengikuti reuni aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 itu.

Ia menilai aksi reuni 212 yang sebentar lagi akan digelar ini sarat kepentingan politik. Ia mengatakan aksi kali ini berbeda dengan aksi awal pertama saat massa berkumpul merespon ucapan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang mereka nilai telah menistakan agama. Pada saat itu, kata Arsul, memang murni dipicu oleh ketersinggungan agama dan akidah.

Advertising
Advertising

Baca: Pengurus Sebut Belum ada Acara Jokowi di Istiqlal saat Reuni 212 ...

Arsul membantah pernyataan Penanggung Jawab Reuni Akbar 212, Slamet Ma'arif yang mengatakan aksi 2 Desember 2018 di lapangan Monumen Nasional (Monas) tidak bermuatan politik. Acara ini, kata Slamet, murni ajang silaturahmi peserta Aksi Bela Islam dua tahun lalu. "Tokoh lintas agama pun hadir di reuni 212, bukan ajang politik praktis atau kampanye paslon tertentu," kata Slamet dalam konferensi pers di Gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu, 28 November 2018.

Slamet mengimbau agar peserta reuni PA 212 yang hadir tidak membawa atribut partai politik atau pasangan calon presiden 2019 tertentu. Ia meminta peserta aksi cukup mengenakan pakaian putih-putih dan membawa bendera merah putih atau bendera tauhid.

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

15 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

33 menit lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

2 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

19 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

23 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya