LSI: Isu Receh di Kampanye Tidak Dongkrak Elektabilitas Capres

Sabtu, 17 November 2018 12:58 WIB

Dua calon presiden, Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto, tertawa bersama saat berbincang di sela acara Deklarasi Kampanye Damai di halaman Tugu Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 23 September 2018. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan kampanye yang ditampilkan para kubu pasangan calon presiden atau capres 2019 tidak substansif dan didominasi narasi isu-isu receh. Isu receh itu tidak berefek banyak menjaring pemilih baru. Hanya menguatkan pemilih loyal," kata dia seusai diskusi 'Narasi Gaduh, Politik Kisruh' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 17 November 2018.

Adjie mengatakan para kandidat harus mengubah gaya kampanyenya lantaran tidak memberi dampak elektoral yang signifikan.

Baca: Sandiaga: Jangan Menyalahkan, Semoga 2019 Ada Pemerintahan Baru

Menurut Adjie, para kandidat pilpres 2019 seharusnya lebih sering melakukan debat publik serta menyampaikan program kerja dan agenda kebijakannya. Hal ini, kata dia, untuk menarik masyarakat yang belum menentukan pilihannya. "Sehingga pemilih jelas bisa membedakan antara dua capres dari berbagai isu baik ekonomi, HAM, dan lainnya," ujarnya.

Adjie menjelaskan pilpres 2019 merupakan pertarungan ulang antara Jokowi Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto. Oleh karena itu masyarakat relatif sudah mengenal kepribadian keduanya.

Advertising
Advertising

Baca: SBY: Dalam Pilpres, Calon Presiden Adalah Super Star

Adjie menuturkan mayoritas pemilih saat ini lebih menyoroti isu ekonomi, lapangan kerja, dan harga barang-barang kebutuhan pokok. Ia menyarankan petahana berupaya menjelaskan ke publik kekurangan pemerintah selama lima tahun mengurusi isu-isu itu.

Capres petahana tak harus menutupi kekurangan. “Pemilih bisa menerima yang penting ada penjelasan konkret." Adapun kubu oposisi, kata Adjie, jangan hanya menyampaikan kritik. "Publik butuh tawaran yang lebih konkret, bukan hanya kritik tapi juga alternatif."

Berita terkait

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

5 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

7 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pendukung Capres Berebut Pengaruh Sengketa Pilpres

12 hari lalu

Pendukung Capres Berebut Pengaruh Sengketa Pilpres

Demonstrasi dari masing-masing kubu pasangan capres muncul tiga hari menjelang putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi

Baca Selengkapnya

Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

13 hari lalu

Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

Menurut Pakar Politik Ujang Komarudin, hal terpenting dalam pilkada adalah elektabilitas para kandidat.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Kenakan Kemeja Motif Garis Hitam Putih Lagi, Saat Salat Idul Fitri dan Open House

21 hari lalu

Ganjar Pranowo Kenakan Kemeja Motif Garis Hitam Putih Lagi, Saat Salat Idul Fitri dan Open House

Ganjar Pranowo kenakan kemeja motif garis-garis hitam putih vertikal saat Salat Id dan open house, Rabu, 10 April 2024. Seperti saat awal nyapres.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

39 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kembali Singgung Nilai 11 dari 100, Ini Awal Mula Peristiwanya

41 hari lalu

Prabowo Kembali Singgung Nilai 11 dari 100, Ini Awal Mula Peristiwanya

Prabowo kembali menyinggung nilai 11 dari 100 pada pidatonya di acara Buka Bersama PAN. Berikut kilas balik peristiwa nilai 11 dari 100.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

46 hari lalu

Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Presiden AS Joe Biden Akhirnya Ucapkan Selamat kepada Prabowo

48 hari lalu

Presiden AS Joe Biden Akhirnya Ucapkan Selamat kepada Prabowo

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengucapkan selamat atas unggulnya calon presiden Prabowo Subianto, beberapa hari menjelang pengumuman hasil akhir pemilu.

Baca Selengkapnya

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

50 hari lalu

Terbaru Sindir Speaker Masjid, Ini Deretan Kontroversi Gus Miftah

Gus Miftah mengkritisi larangan pemerintah terkait penggunaan speaker masjid di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya