SBY Kerap Absen dan Tanda Lain Kubu Prabowo - Sandiaga Tak Solid

Rabu, 14 November 2018 06:33 WIB

Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Dahnil Anzar Simamjuntak, calon presiden Prabowo Subianto, dan calon wakil presiden Sandiaga Uno mengenakan rompi jins kostum baru mereka di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Oktober 2018. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat seolah menunjukkan sikap tak kompak dalam mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Padahal, Demokrat merupakan salah satu partai pendukung Prabowo - Sandiaga.

Baca: Antara Pileg dan Pilpres 2019, Ibas: Demokrat First

Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, pernah mengatakan partainya bakal lebih fokus ke Pemilihan Legislatif atau Pileg ketimbang Pilpres 2019 dalam Pemilu mendatang. Alasannya, Ibas melihat pasangan Prabowo - Sandiaga hanya memberikan efek eletoral kepada Gerindra. "Demokrat first. Kami juga berharap Demokrat tetap ada di parlemen," kata Ibas, Ahad, 11 November 2018.

Selain itu, beberapa kader Demokrat memilih mendukung Jokowi, seperti Deddy Mizwar, yang kini resmi menjadi juru bicara Joko Widodo-Ma'ruf amin. Kemudian ada Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.

Namun, bukan hanya Demokrat yang dinilai tak solid dalam perihal dukung-mendukung ini. Ada sejumlah partai pengusung yang kadernya berbeda pilihan. Berikut adalah fakta-faktanya:

Advertising
Advertising

<!--more-->

1. Sejumlah gubernur dari partai pengusung Prabowo - Sandiaga beralih ke Jokowi - Ma’ruf

Mereka adalah Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kemudian ada nama Gubernur Papua Lukas Enembe yang juga terang-terangan menyatakan seluruh kader Partai Demokrat di Papua mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf di Pilpres 2019.

Baca: Caleg PAN Tak Dukung Prabowo, Sandiaga: Caleg Partai Lain Dukung

2. PAN tunjukan sikap ogah dukung Prabowo-Sandiaga

Isu caleg PAN ini yang ogah-ogahan menunjukkan dukungan untuk Prabowo - Sandiaga ini memang sempat mencuat belakangan. Kabar itu tersiar saat konferensi pers survei PolMark Indonesia pada Kamis, 18 Oktober lalu.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan banyak calegnya yang menyadari bahwa nama partainya bakal tergerus bila mereka terus-terusan mengkampanyekan Prabowo. Musababnya, pihak yang bakal diuntungkan adalah Partai Gerindra, bukan PAN. Karena itu, caleg PAN memilih fokus pada kampanye pemilihan legislatif.

<!--more-->

3. Instruksi PKS untuk mengkampanyekan Sandiaga

Pada pekan terakhir Oktober 2018, Presiden PKS Sohibul Iman menginstruksikan anggota legislatif partainya mengkampanyekan Sandiaga. Instruksi itu tercantum dalam surat edaran bertanggal 17 September 2018 tentang Optimalisasi Anggota Legislatif DPR RI untuk Kampanye Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno.

"Seluruh anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera kami minta untuk memberdayakan sumber daya yang dimilikinya untuk menginisiasi dan mengoptimalisasi kampanye calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno di daerah pemilihannya masing-masing." Sohibul memberikan perintah melalui surat itu.

Simak: Presiden PKS Instruksikan Anggota Fraksi Kampanyekan Sandiaga Uno

4. SBY tak pernah datang ke rapat koalisi

Di antara jajaran para ketua umum partai Koalisi Adil Makmur, SBY yang paling sering absen dalam pertemuan penting. Sebelum pengambilan nomor urut capres pada September lalu, SBY dua kali absen rapat besar. Di antaranya saat pertemuan bersama ketua umum partai koalisi pada 7 September dan penetapan nama koalisi pada 18 September. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan SBY dan elite partainya sedang sibuk berembuk soal kasus yang mendera kader mereka, Roy Suryo.

Dalam sejumlah pertemuan penting, SBY kerap diwakili oleh Hinca atau petinggi Partai Demokrat lainnya. Absennya SBY dalam beberapa rapat penting menguatkan dugaan bahwa Demokrat tak total mendukung Prabowo - Sandiaga dalam Pilpres 2019. Demokrat juga sempat didera isu bahwa partainya berdiri di dua kaki lantaran para kader-kader daerah banyak mendukung calon presiden inkumben, Joko Widodo.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

7 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

7 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

7 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

11 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

11 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

12 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

14 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

15 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

15 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya