Sandiaga: Kota Kaya Kuliner Potensial Sediakan Lapangan Kerja
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Endri Kurniawati
Selasa, 13 November 2018 12:00 WIB
TEMPO.CO, Palembang - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memulai kampanye di Sumatera Selatan hari ini, Selasa, 13 November 2018, dengan menyambangi Pasar 26 Ilir. Didampingi Ketua Umum Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, Sandiaga lebih dulu menyantap makanan tradisional Palembang, mi celor.
Sembari menjajal kuliner tradisional yang acap disantap untuk sarapan itu, Sandiaga mengatakan bisnis kuliner merupakan salah satu yang menjanjikan untuk menggerakkan roda ekonomi. Setiap kota di Indonesia punya tempat kuliner seperti di Pasar 26 Ilir. “Ini potensial untuk penyediaan dan penciptaan lapangan kerja.” Sandiaga menyampaikannya melalui pesan teks yang disiarkan tim medianya kepada Tempo pada Selasa pagi, 13 November.
Baca: Cerita Sandiaga Saat Kena PHK lalu Buka Usaha
Sebagai pebisnis, Sandi mengklaim tahu benar bahwa bisnis kuliner, terutama yang mampu bertahan hingga puluhan tahun, tak terpengaruh oleh resesi ekonomi. Mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga memprediksi bahwa tren bisnis kuliner akan makin kuat di tahun-tahun mendatang. “Kuliner akan menjadi primadona bisnis.”
Oktober lalu, dalam wawancaranya bersama wartawan di Lapangan Bulungan, Jakarta Selatan, Sandiaga membeberkan misinya untuk bergiat menyantap kuliner-kuliner daerah seiring dengan kegiatan kampanye. Langkah ini diyakini mendukung industri kuliner daerah. Saat menyambangi Tangerang, ia sempat mengajak rombongan kampanye untuk mendatangi sentra kuliner laksa.
Baca: Sandiaga: Kalau Ada Politikus Bicara Kasar, Kita Cabein Mulutnya
Pendapat Sandiaga sejalan dengan pertanyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Kuliner di sejumlah daerah berkembang seiring dengan meningkatnya pergerakan wisatawan. Dalam sejumlah kesempatan, Arief mengatakan industri kuliner mampu menyumbang pasokan besar bagi pendapatan di bidang ekonomi kreatif. Menurut Arief, dari data yang dihimpun Kemenpar, 30-40 persen pengeluaran wisatawan umumnya dialokasikan untuk kuliner.
Besarnya pengeluaran wisatawan untuk jajanan tradisional di daerah ini diakui merangsang pertumbuhan industri kuliner. Pemerintah pun, kata Arief, tengah memperkuat sektor kuliner sebagai salah satu atraksi yang bisa dinikmati wisatawan selain alam, budaya, dan atraksi buatan.