Maruarar Sirait: Jangan Kritik Jokowi, Nanti Makin Populer

Reporter

Friski Riana

Minggu, 28 Oktober 2018 15:31 WIB

Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, hadir sebagai pembicara di MilenialFest di Djakarta Theatre, 28 Oktober 2018. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta-Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait meminta lawan politik Presiden Joko Widodo tidak mengkritisi kebijakan yang prorakyat. "Saya kasih nasihat singkat saja buat kompetitor Pak Jokowi, jangan mengkritisi kebijakan prorakyat. Kasihan, nanti Pak Jokowi jadi makin populer," kata Maruarar di Djakarta Theatre, Jakarta, Ahad, 28 Oktober 2018.

Pernyataan Maruarar menanggapi sejumlah kritik terhadap kebijakan Jokowi yang dianggap politis karena menjelang pemilu 2019. Politikus yang akrab disapa Ara itu menilai, pemerintah tidak perlu menunggu pemilu selesai untuk berbuat hal yang bermanfaat untuk rakyat.

Baca: Jembatan Suramadu Gratis, Jokowi: Negara Tak Hitung Untung Rugi

"Kenapa mesti menunggu? Menurut saya, semua kebijakan dalam domain siapapun yang jadi presiden, gubernur, bupati, selama tidak melanggar aturan dan konstitusi, selama itu bermanfaat bagi rakyat lakukan saja," ujarnya.

Maruarar heran jika ada orang yang kontra terhadap kebijakan prorakyat. Salah satunya, ia menyebutkan soal program dana kelurahan. Menurutnya, dana kelurahan untuk wilayah perkotaan juga dibutuhkan seperti halnya dana desa.

Untuk dana desa saja, kata dia, anggarannya sudah sangat bermanfaat. Ia mengatakan, setiap warga kelurahan di daerah pemilihannya sebagai calo legislator, yakni Kota Bogor dan Cianjur, mengharapkan adanya dana kelurahan. Sebab, kemiskinan dan pengangguran juga terjadi di kota, bukan di desa saja.

Simak: Jokowi Perintahkan Tim Suksesnya Kampanye Door to Door

"Saya pikir tidak boleh ada diskriminasi antara warga kota dan desa. Kalau itu timingnya sekarang, kemampuan baru ada sekarang, kesempatan baru ada sekarang, dan ternyata semuanya setuju," katanya.

Selain dana kelurahan, kebijakan Jokowi lainnya yang mendapat kritik dan dianggap politis adalah pembebasan tarif tol jembatan Suramadu. Sejumlah pihak menilai kebijakan tersebut politis karena rencana pembebasan tarif tol sudah digagas sejak era Gubernur Soekarwo sejak dua tahun yang lalu, namun baru diresmikan menjelang pilpres 2019.

Kebijakan lainnya ialah adanya Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada 17 September 2018. Aturan ini menyebut pemerintah bakal memberi hadiah bagi masyarakat yang melaporkan adanya kasus korupsi maksimal Rp 200 juta.

Lihat: Jokowi akan Cermati RUU Pesantren dan Pendidikan Agama

PP ini menuai tanggapan positif maupun negatif. Tanggapan negatif salah satunya datang dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah. Menurut Fahri, PP tersebut merupakan bagian dari kampanye.

Maruarar menyarankan kepada lawan Jokowi politik untuk memikirkan isu lain untuk menyerang. "Saya kasihan, kalau menentang sebuah kebijakan prorakyat itu malah blunder," kata dia.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

4 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

14 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

14 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

17 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

17 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

18 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

19 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

19 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

19 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya