Timses Beberkan Alasan Jokowi - Ma'ruf Pede Menang 55 Persen

Senin, 1 Oktober 2018 17:45 WIB

Bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Maruf Amin tiba untuk mengikuti pengundian dan penetapan nomor urut pada Pemilihan Presiden 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat 21 September 2018. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding mengatakan, koalisinya menargetkan calon Presiden inkumben Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf) memenangkan 55 persen suara dalam Pilpres 2019. Target kami realistis di angka 55 persen," kata Karding kepada Tempo pada Selasa pekan lalu.

Baca: Operasi Tim Cakra 19 Pastikan Jokowi Hanya Punya Lawan Tunggal

Dalam rapat di Rumah Cemara, markas tim pemenangan Jokowi - Ma'ruf, pada tiga pekan lalu itu, tim memutuskan untuk menggarap secara optimal pemilih di semua provinsi di Jawa, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Pemilih di Jawa dan Sumatera Selatan mencapai 113 juta orang atau sekitar 61 persen dari total pemilih yang berjumlah 185,9 juta.

"Tapi, karena ada deklarasi 10 kepala daerah di Sumatera Barat, kami juga tertantang untuk memenangkan Jokowi di sana," kata Karding. Ia mengatakan peta dukungan untuk Jokowi berubah di Pilpres 2019. Salah satu alasannya adalah Ma'ruf Amin yang menjadi cawapres Jokowi.

Karding mencontohkan, untuk Jawa Barat dan Banten sudah terlihat berubah. Dia juga memprediksi Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan juga bisa berubah. "Berubahnya itu, selain karena Pak Jokowi berpasangan dengan Kiai Ma'ruf Amin, juga pembangunan yang nyata di daerah yang kalah tersebut," kata Karding.

Advertising
Advertising

Jawa Barat dan Banten bisa dibilang momok bagi kubu Jokowi. Dalam Pilpres 2014, Jokowi yang kala itu menggandeng Jusuf Kalla (JK) kalah di dua daerah tersebut. Di Banten, Prabowo mendapat 57,10 persen sementara Jokowi 42,90 persen. Di Jawa Barat, Jokowi kalah dengan perolehan 40,22 persen dan Prabowo 59,78 persen.

Menurut pejabat teras PKB ini, politik identitas dan sentimen-sentimen agama sudah tidak laku lagi dimainkan setelah Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Untuk Banten dimana Jokowi kalah di pilpres 2014 misalnya, Ma'ruf Amin lahir di Tangerang, Banten dan juga cicit dari mantan Imam Besar Masjidil Haram, yakni Syeikh An Nawawi Al Bantani yang sangat dihormati di sana.

Baca juga: Sebanyak 15 Menteri Jadi Jurkam, Jokowi: Itu Hak Politik

Untuk di Jawa Barat, Gubernur terpilih Ridwan Kamil juga telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Begitu pula dengan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih di Sumatera Selatan, Herman Deru-Mawardi Yahya telah menyatakan dukungan kepada Jokowi - Ma'ruf Amin. Makanya koalisi Jokowi - Ma'ruf Amin optimistis menggasak 55 persen suara.

Berita terkait

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

7 hari lalu

Kilas Balik Sengketa Pilpres atau PHPU 2019, Putusan MK Tolak Seluruh Permohonan Prabowo - Sandiaga Uno

Sengketa Pilpres 2024 tengah dibacakan MK. Pada PHPU 2019, putusan MK menolak seluruh permohonan Prabowo - Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

8 hari lalu

Kilas Balik Putusan Sengketa Pilpres 2014 dan 2019

MK akan membacakan putusan sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024. Seperti apa putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 dan 2019?

Baca Selengkapnya

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

41 hari lalu

Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024: Begini Pengumuman Hasil Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Di Pilpres 2014, KPU melakukan rekapitulasi suara pada sore hari, sementara Pilpres 2019 rekapitulasi suara dilakukan pada waktu dini hari.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Berharap Hak Angket Pemilu Tak Berujung Pemakzulan Jokowi

53 hari lalu

Ma'ruf Amin Berharap Hak Angket Pemilu Tak Berujung Pemakzulan Jokowi

Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga menginginkan supaya pergantian pemerintahan berjalan dengan baik-baik saja tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan seluruh elemen bangsa.

Baca Selengkapnya

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

20 Februari 2024

Jejak Yusril Ihza Mahendra dalam Sengketa PHPU: Pilpres 2019 Lawan Prabowo, Pilpres 2024 Bela Prabowo

Yusril Ihza Mahendra pada Pilpres 2019 bela Jokowi, dan pada Pilpres 2024 menjadi tim hukum Prabowo. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Sengketa Pilpres 2024 Bakal Maju ke MK? Begini Jejak PHPU Saat Pilpres 2019

Pilpres 2024 tampaknya akan disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sengketa Pilpres terjadi juga pada Pilpres 2019, seperti apa?

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

20 Februari 2024

Yusril Ihza Mahendra Pimpin Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK, Dulu Kuasa Hukum Jokowi-Ma'ruf Amin Saat Pilpres 2019

Yusril Ihza Mahendra pimpin tim pembela Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 untuk hadapi sengketa di MK. Pilpres 2019, ia kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

18 Februari 2024

Kompetitor Jadi Kolaborator, Kilas Balik Persaingan Prabowo-Jokowi saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019

Kilas balik rivaitas Prabowo dan Jokowi saat Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Akhiornya, kompetitor jadi kolaborator.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

6 Februari 2024

Mahfud Md Fokus Jaring Suara di Jawa Timur, TPN Bilang Masyarakat Rindu karena Pernah Gagal jadi Cawapres 2019

Mahfud Md fokus menjaring suara di Jawa Timur. Masyarakat di sana sekarang merindukannya sebagai cawapres yang sempat gagal dipilih Jokowi pada 2019.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

15 Januari 2024

Prabowo-Ganjar Ungkap Status Persahabatannya dengan Jokowi

Prabowo sebut dua kali menjadi rival Jokowi. Namun, Prabowo mengaku mereka tak pernah saling membenci. Bagaimana persahabatan Ganjar dan Jokowi?

Baca Selengkapnya