Indonesia Tak Perlu Impor Beras hingga Pilpres 2019
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Elik Susanto
Kamis, 20 September 2018 06:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan bahwa sampai Juni 2019 cadangan beras pemerintah aman, sehingga Indonesia tidak perlu impor beras. Budi Waseso menyebutkan impor beras seharusnya tak diperlukan, setidaknya sampai Pilpres 2019.
Baca: Menteri Darmin Jelaskan Ke DPR Alasan Pemerintah Impor Beras
Berdasarkan tahapan pemilu yang dibuat Komisi Pemilihan Umum, waktu pemilihan presiden dan wakil presiden pada 8 April 2019 yang dilanjutkan penghitungan suara sampai April 2019. Pada 23 September ini, tahapan pemilu serentak memasuki masa kampanye calon anggota DPR, DPD dan DPRD serta pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Kebutuhan hingga Juni 2019 aman.Harga di pasaran ada yang Rp 8.200 per kilogram, bahkan di beberapa tempat saya temui di bawah Rp 8.000 per kilogram," ujar Budi Waseso saat konferensi pers di Gedung Bulog, Rabu, 19 September 2018.
Menurut Budi Waseso, sebagai negara agraris, Indonesia tak seharusnya mengimpor beras. Ia menyebut impor beras ini hanya akan menyerap devisa negara yang besar, terlebih dengan kondisi harga tukar rupiah yang semakin melemah.
Cadangan Beras 2,4 Juta Ton
<!--more-->
Budi Waseso menyebutkan sudah membuat tim yang beranggotakan ahli independen, Kementerian Pertanian, serta jajaran Bulog guna menganalisis kebutuhan dan kondisi perberasan nasional. Tim merekomendasi sampai Juni 2019 tidak perlu impor. "Bahkan dimungkinkan beras cadangan impor dari Bulog tidak akan keluar," katanya.
Baca: Menteri Pertanian Janjikan November 2018 Indonesia Surplus Beras
Mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri ini menjelaskan, saat ini cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk dengan beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total cadangannya menjadi 2,8 juta ton.
Dari total cadangan tersebut, Bulog memperhitungkan kebutuhan untuk beras sejahtera hanya akan terpakai 100 ribu ton. Dengan demikian, total stok beras yang ada di gudang Bulog hingga akhir Desember 2018 sebesar 2,7 juta ton.
Jika ditambah dengan serapan gabah petani dalam negeri sebesar 4.000 ton per hari (pada musim kering), diperkirakan stok tahun bisa mencapai 3 juta ton. Budi Waseso meyakini dengan posisi stok akhir Desember ditambah dengan serapan gabah hingga Juni 2019, Indonesia tidak perlu impor beras.
"Saya enggak mau lagi berpolemik mau atau tidak impor. Karena ada analisa tadi tidak perlu impor, maka kebutuhan sampai Juni 2019 aman," kata dia sembari menambahkan bahwa data kebutuhan beras Indonesia sebesar 2,4-2,7 juta ton per bulan memang perlu dipertanyakan.
Dari data tersebut, kata Budi Waseso, tercatat setiap orang mengonsumsi beras sebanyak 130 kilogram per tahun. Menurut dia, data ini menjadi rancu dan mengakibatkan asumsi kebutuhan beras lebih banyak dari yang seharusnya. Sehingga Indonesia selalu kekurangan, karena itu diperlukan impor beras.
ANTARA