Permisi Demonstrasi ke Bawaslu Kritik Emak-emak Jadi Alat Politik
Reporter
Syafiul Hadi
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 12 September 2018 13:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200 orang perempuan yang menamakan diri Perempuan Milenial Indonesia (Permisi) melakukan demonstrasi di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Rabu, 12 September 2018. Koordinator Permisi, Ananda, mengatakan unjuk rasa ini bertujuan menanggapi isu yang mencoba melibatkan kaum perempuan, khususnya emak-emak atau ibu-ibu, dalam perpolitikan nasional.
"Kami hari ini membela emak-emak kita supaya tak dijadikan alat politik praktis," ujar Ananda saat berorasi di gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
Baca:
Aktivis Bakal Kerahkan Emak-emak untuk ...
Menolak Neno Warisman Seperti Melarang Emak-Emak Berpolitik ...
Permisi berunjuk rasa mulai 10.30 WIB. Mereka membawa spanduk serta bendera aspirasi mereka. Mereka mengaku bersikap netral terhadap dua calon presiden, baik Jokowi maupun Prabowo. Namun mereka mengkritik kubu Prabowo - Sandiaga yang membawa emak-emak dalam politik praktis.
Menurut Ananda, Permisi melihat emak-emak saat ini dijadikan obyek politik oleh kelompok-kelompok tertentu. Emak-emak dijadikan alat politik untuk merebut kekuasaan. "Kami Permisi tak akan biarkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik menggunakan emak-emak sebagai bahan kampanye untuk politik identitas."
Baca:
Koalisi Prabowo - Sandiaga Bakal Tunjuk Jubir Emak-emak
Bertemu Pimpinan Aisyiyah, Sandiaga Bahas Pemberdayaan Emak ...
Ananda menilai penggiringan kelompok emak-emak dalam politik sangat tidak etis. Hal ini, kata dia, sudah melampaui batas, mengingat besarnya tanggung jawab ibu sebagai pusat kehidupan keluarga. "Kami juga tak mau emak-emak digiring ke politik dengan isu-isu yang dangkal," ujarnya di sela-sela demonstrasi.