Kata Sandiaga Uno soal Dua Kaki Demokrat di Pilpres 2019

Senin, 10 September 2018 08:00 WIB

Bakal Cawapres Sandiaga Uno blusukan ke Pasar Beringharjo dalam lawatannya ke Yogya Kamis, 30 Agsutus 2018. Tempo/ Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno memiliki dua pandangan soal rencana Partai Demokrat memberi dispensasi kepada sejumlah kader di daerah yang mendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019. Wacana ini memang muncul kendati Partai Demokrat sudah memutuskan ikut mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Baca: Sandiaga Puji Erick Thohir Meski Berbeda Pilihan dalam Pilpres

Pertama, Sandiaga mengatakan keputusan dukung-mendukung di dalam pilpres telah disepakati melalui dokumen yang ditandatangani secara resmi. "Nah, kebijakan partai masing-masing harusnya sejalan," kata Sandiaga di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Ahad, 9 September 2018.

Sandiaga mengatakan, kebijakan partai semestinya selaras antara pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Menurut dia, upaya pemenangan pemilihan legislatif seharusnya berjalan berbarengan dengan pilpres.

Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, sebelumnya menyampaikan adanya wacana memberi dispensasi kepada kadernya di daerah untuk mendukung Jokowi. Menurut dia, wacana ini muncul dengan pertimbangan tingginya opini dan animo masyarakat serta kader di daerah tersebut untuk mendukung Jokowi. Kata dia, terdapat empat provinsi yang menyatakan ingin berkoalisi dengan Jokowi, diantaranya Papua dan Sulawesi Utara.

Advertising
Advertising

Baca: Demokrat Cari Formula Agar Tak Dianggap Dua Kaki di Pilpres 2019

Sandiaga mengaku paham adanya perbedaan suara kader dan partai. Dia pun menyerahkan kelanjutan wacana itu kepada internal partai terkait.

Sandiaga juga enggan berkomentar ihwal anggapan bahwa Demokrat bermain dua kaki dalam koalisi pengusung dirinya dan Prabowo. "Saya tidak mau berkomentar hal yang menurut saya akan menimbulkan satu pembicaraan yang negatif," ujarnya.

Kedua, Sandiaga berpendapat sebenarnya kader partai di daerah, terutama yang menjabat kepala daerah, tak perlu dibawa ke pusaran pilpres. Menurut dia, fokus kepala daerah adalah membangun wilayahnya. Sandiaga berpendapat pilpres berpotensi justru menciderai mandat yang mereka dapatkan. "Apalagi mereka baru saja menyelesaikan pilkada yang dimenangkan dengan susah payah," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Berita terkait

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

6 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

1 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

1 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

4 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

4 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

7 hari lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menyatakan Prabowo selalu berpesan satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.

Baca Selengkapnya