Pernah Diusulkan Jadi Cawapres Megawati, Ini Profil Djoko Santoso
Reporter
Syafiul Hadi
Editor
Syailendra Persada
Senin, 20 Agustus 2018 12:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra berniat menunjuk Djoko Santoso menjadi ketua tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini dipilih karena dinilai memiliki kemampuan melobi dan dekat dengan semua kalangan.
Baca: Prabowo Tunjuk Djoko Santoso untuk Pecah Suara Purnawirawan
"Beliau adalah tokoh nasional, jenderal yang sangat berdedikasi," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo, di rumah Prabowo, Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa pekan lalu. Begini profil Djoko Santoso:
<!--more-->
1. Karir Militer
Djoko Santoso merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1975. Lelaki kelahiran Jawa Tengah, 8 September 1952 ini memulai karier militer sejak menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang.
Karier Djoko Santoso mulai menanjak saat menjadi perwira tinggi dengan menjabat sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura pada 2002. Djoko juga pernah menjadi Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) tahun 2002-2003 yang menangani konflik di Maluku.
Baca: Presiden Lantik Djoko Santoso Menjadi Panglima TNI
Pada Maret 2003, Djoko dipercaya untuk mengisi posisi Panglima Kodam Jaya. Jabatan Pangdam Jaya tak lama diembannya setelah dimutasi kembali untuk menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD. Pada 2005 dia diangkat menjadi Kepala Staf TNI AD menggantikan Ryamizard Ryacudu.
Di era pemerintah Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Djoko Santoso ditunjuk sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal purnawirawan Djoko Suyanto. Jabatan tertinggi di tubuh TNI ia emban dari 28 Desember 2007 – 28 September 2010.
<!--more-->
2. Dilirik menjadi Cawapres Megawati Soekarnoputri
Dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2009, Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta pernah mengusulkan nama Djoko Santoso, yang ketika itu masih menjabat sebagai Panglima TNI, menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Selain Djoko Santoso ada juga mantan Kapolri Sutanto.
Simak juga: Panglima TNI Djoko Santoso Tolak Dampingi Megawati
Namun, dia menolak karena ingin fokus pada institusi TNI. "Saya tidak berminat untuk masuk atau terjun dalam kancah politik praktis," kata dia di Markas Besar TNI di Cilangkap Jakarta, Rabu, 28 Januari 2009. Djoko Santoso kala itu juga menegaskan pentingnya netralitas TNI.
<!--more-->
3. Ingin menjadi Presiden
Tiga tahun setelah pensiun dari TNI, Djoko Santoso menyatakan keinginannya untuk berlaga dalam Pemilihan Presiden. Pernyataan ini disampaikan dalam halal bihalal organisasi Red Army dan ASA Kota malang, Jawa Timur. "Saya pendatang baru di dunia pencapresan," kata Djoko di depan 1.500 orang, Ahad 25 Agustus 2013.
Keinginan maju sebagai calon Presiden, kata dia, untuk memberikan sumbangsih kepada negara setelah dirinya purnatugas. Djoko Santoso mendambakan Indonesia menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi, pertahanan dan politik di dunia internasional, termasuk memenangkan persaingan dalam pasar bebas. "2045 atau 100 tahun mendatang Indonesia harus bisa kembali berjaya," katanya.
Simak: Akan Nyapres, Djoko Santoso Mulai Galang Dukungan
Namun Djoko Santoso mengakui bahwa sejauh ini belum ada partai politik yang akan dipakai sebagai kendaraan politik maju sebagai calon Presiden. Meski demikian Djoko Santoso mengatakan telah berkomunikasi dengan sejumlah pimpinan partai politik.