Koalisi Jokowi Sudah Tutup Pintu Bagi Partai Demokrat

Reporter

Friski Riana

Jumat, 10 Agustus 2018 08:42 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keterangan pers seusai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin, 30 Juli 2018. Dalam pertemuan tersebut, Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengatakan partai koalisi Jokowi sudah menutup peluang bergabung untuk Partai Demokrat. Romy, sapaan akrab Romahurmuziy, menceritakan bahwa koalisi Jokowi sudah memberikan kesempatan kepada Demokrat sebelum pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para petinggi partai koalisi di restauran Plataran Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis, 9 Agustus 2018.

"Kami sudah memberi kesempatan sampai dengan tadi, sebelum di sini kami membahasnya dalam kesempatan yang lebih terbatas," kata Romy di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Agustus 2018.

Baca:
Pertemuan Koalisi, Jokowi: Kalau Ada Mungkin Dadakan
Jika Partai Koalisi Makin Gemuk, Jokowi: Asal Sehat Gak Apa-apa

Romy mengungkapkan ada komunikasi terakhir dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum petinggi partai koalisi bertemu Jokowi. Namun, hingga pukul 14.00, koalisi belum mendapatkan sinyal dari Demokrat untuk be rgabung.

"Dari Pak SBY bahwa masih 50 persen kemungkinan, tentu kami tidak bisa menunggu lagi. Ini injury time, malam terakhir sebelum pendaftaran.”Dua jam kemudian tanpa ada konfirmasi lagi, koalisi maka kita putuskan," katanya.

Advertising
Advertising

Baca: Pertemuan Koalisi, Jokowi: Kalau Ada Mungkin Dadakan

Majelis Tinggi Partai Demokrat rencananya akan menggelar sidang untuk menentukan arah koalisi mereka di pilpres 2019, pada Jumat pagi ini.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan partainya tak cocok dengan Gerindra. Melalui akun Twitternya, Andi Arief mengungkapkan alasannya. "Karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami."

Simak: Pintu Masih Terbuka untuk PAN di Koalisi Jokowi

Orang yang dituding Andi mampu membayar PKS dan PAN adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Prabowo memutuskan maju bersama Sandiaga di pilpres 2019. Andi Arief bahkan menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus pada malam sebelum pengumuman cawapres.

"Jenderal kardus punya kualitas buruk. Kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS." Andi Arief mencuit melalui akun Twitternya @AndiArief_, Rabu, 8 Agustus 2018 pukul 21.50. Ketika dikonfirmasi wartawan, Andi mempersilakan cuitannya untuk dikutip. Hingga tadi malam, belum ada keputusan Demokrat bergabung dengan Prabowo atau koalisi Jokowi.

Simak: PAN Sudah Tutup Pintu, Tak Akan Bergabung ke Koalisi ...

Berita terkait

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

3 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

4 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

PPP Ogah Muluk-muluk Usung Calon di Pilkada DKI Jakarta

5 jam lalu

PPP Ogah Muluk-muluk Usung Calon di Pilkada DKI Jakarta

Politikus PPP Sandiaga Uno disebut memiliki potensi yang besar untuk disandingkan dengan nama-nama beken yang bakal maju di Pilkada DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

7 jam lalu

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

Politikus PPP Achmad Baidowi meraih 359.189 suara nasional di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

8 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

8 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Suara PPP di 35 Dapil Banten Pindah ke Partai Garuda

12 jam lalu

KPU Bantah Suara PPP di 35 Dapil Banten Pindah ke Partai Garuda

KPU membantah tudingan PPP mengenai perpindahan suara dari PPP kepada Partai Garuda di 35 daerah pemilihan (dapil) di Provinsi Banten.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

12 jam lalu

KPU Bantah Gugatan Demokrat di Sengketa Pileg Banten: Perolehan Suara Versi Pemohon Tidak Benar

KPU membantah gugatan Partai Demokrat pada perkara Nomor 183-01-14-16/PHPU.DPR-DPRD-XXII/2024 dalam sidang sengketa Pileg

Baca Selengkapnya