Ray Rangkuti: Demokrat Merapat, PKS Terancam Diabaikan Gerindra

Reporter

Dewi Nurita

Kamis, 26 Juli 2018 13:17 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersiap bersepeda bersama Presiden PKS menuju kantor DPP PKS di Jakarta Selatan, 21 April 2018. TEMPO/TAUFIQ SIDDIQ

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti memperkirakan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS terancam diabaikan keberadaannya oleh Gerindra setelah Partai Demokrat memastikan berkoalisi dengan partai yang didirikan Prabowo Subanto itu. Alasannya, koalisi Gerindra dan Demokrat saja sudah cukup mendapat syarat 20 persen presidential treshold untuk pemilihan presiden atau pilpres 2019.

“PKS tak akan dominan," ujar Rangkuti kepada Tempo pada Kamis, 26 Juli 2018. Karena itu, ia memprediksi pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diajukan koalisi ini adalah Prabowo-AHY.

Baca:
PKS Legowo Tidak Jadi Capres atau Cawapres ...
PKS Klaim Punya Kontrak Politik dengan ...

Rangkuti berpendapat, PKS bisa diabaikan karena dua alasan yakni; Pertama, karena tidak pernah dengan tegas menyatakan Prabowo adalah calon presiden mereka. #GantiPresiden yang diusung PKS, kata Rangkuti, juga mengosongkan nama capres yang memberi jalan interpretasi bahwa memang PKS membuka kesempatan kepada nama-nama lain untuk dicalonkan sebagai capres. "Sikap ini, dirasa seperti mengabaikan Prabowo bahkan seperti sikap tidak menginginkan Prabowo sebagai capres," ujar dia.

Kedua, PKS telah mengunci diri, hanya berkoalisi dengan siapapun lawan Jokowi. "Kuncian ini menemukan ironinya sekarang."

Advertising
Advertising

Baca: Prabowo Subianto Klaim PKS dan PAN Setuju ...

Di lain sisi, saat seperti diabaikan, PKS juga tak memiliki jalan alternatif. Hanya satu jalan yang tersedia, yakni bergabung dengan koalisi baru antara Gerindra dengan Partai Demokrat. Sedianya, saat Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan bergabung dengan koalisi Jokowi, ujar Rangkuti, politik zig zag berakhir.

"PKS terlambat membacanya. Koalisinya bukan lagi Gerindra-PKS tapi Gerindra-Demokrat, PKS akan disertakan di dalamnya," ujar dia.

Simak: Fahri Hamzah: PKS Memang Sudah Innalillahi....

Spekulasi hubungan Gerindra dengan PKS merenggang muncul setelah Prabowo Subianto rajin safari, termasuk bertemu dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau pertemuan SBY - Prabowo. Padahal, PKS adalah satu-satunya partai yang tegas menyatakan berkoalisi dengan Gerindra.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membantah bahwa partainya tidak meninggalkan PKS. Dia menyebut, kehadiran Demokrat sebagai teman baru, tidak berarti bagi Gerindra untuk meninggalkan teman lama seperti PKS. "Bagi Gerindra, Demokrat itu teman baru, tapi PKS saudara segajah, bukan sekutu lagi," kata Fadli Zon, 19 Juli 2018.

Simak juga: Presiden PKS: 2019 Kami Memang Kekurangan ...

Berita terkait

Gerindra Masih Timbang Nama yang akan Diusung di Pilgub Jakarta

2 jam lalu

Gerindra Masih Timbang Nama yang akan Diusung di Pilgub Jakarta

Di Pilkada Jawa Timur, Gerindra resmi mengusung Khofifah. Bagaimana dengan daerah lainnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pakar Sebut Dico Ganinduto-Raffi Ahmad Berpotensi Rebut Hati Pemilih di Pilkada Jateng

3 jam lalu

Alasan Pakar Sebut Dico Ganinduto-Raffi Ahmad Berpotensi Rebut Hati Pemilih di Pilkada Jateng

Pakar menilai Raffi Ahmad belum memiliki kinerja politik bagus, tapi Dico Ganinduto menunjukkan kinerja baik sebagai Bupati Kendal.

Baca Selengkapnya

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

6 jam lalu

Kata Gerindra soal Jokowi Bisa Jadi Penasihat Prabowo via Dewan Pertimbangan Agung

Wacana Jokowi menjadi penasihat Prabowo sudah beberapa kali mencuat. DPA bisa jadi bentuk formal presidential club yang ingin diinisiasi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Pendapat Pakar Soal Peluang Artis Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Pakar memperkirakan Prabowo akan berhati-hati dalam memilih menteri agar tidak ada kesalahan saat bertugas nanti.

Baca Selengkapnya

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

7 jam lalu

Bertolak ke Sultra, Jokowi Bakal Resmikan Jalan hingga Bendungan

Jokowi dan rombongan direncanakan mendarat di Pangkalan TNI Haluoleo, Kabupaten Konawe Selatan pada Ahad sore.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

8 jam lalu

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara Prabowo dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi, Bobby Nasution Masuk Bursa Gerindra untuk Pilgub Sumut

8 jam lalu

Menantu Jokowi, Bobby Nasution Masuk Bursa Gerindra untuk Pilgub Sumut

Bobby Nasution mengaku sudah menyampaikan niatnya kepada sejumlah partai untuk maju sebagai calon gubernur.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

10 jam lalu

Kala Jokowi Getol Gowes Sepeda di CFD Jakarta

Di Bundaran HI, Jokowi berhenti sejenak untuk beristirahat dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

13 jam lalu

Ketahui Hak Prerogatif Presiden, Kapan dan untuk Kepentingan Apa Bisa Digunakan?

Presiden Jokowi sebut pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden terpilih. Apakah pengertiannya?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

15 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya