TEMPO.CO, Jakarta-Pendiri ormas Gerakan Arah Baru Indonesia, Anis Matta, memuji sosok Sandiaga Uno yang memiliki jiwa petarung meski kalah dalam Pemilihan Presiden 2019. Menurut Anis kalah itu adalah hal yang biasa. Yang tidak boleh adalah takluk. Akui saja jika kalah, namun harus ada jiwa bertarung atau fighting spirit. Jiwa tersebut, ujar Anis, tidak boleh hilang hanya di satu medan tempur. Sehingga, jika kalah di 2019, maka masih ada kesempatan di 2024, 2029, dan 2034.
"Jadi kalau kita punya energi seperti itu, lawan anda ini bakal berpikir mengalahkan anda bisa tapi berdarah-darah. Saya kira spirit ini yang harus dipertahankan. Saya kira Bang Sandi sudah menunjukkan seperti itu," kata Anis dalam diskusi MPI Milenial di Jakarta, Ahad, 14 Juli 2019.
Baca Juga: Ketimbang Masuk Pemerintahan, Sandiaga Bertekad Menjadi Oposisi
Anis mengaku salut dengan sikap Sandiaga yang tetap bertahan dan mengakui kekalahan dalam kompetisi Pilpres 2019. Sandi juga dinilai cepat move on dan kembali bekerja. Apalagi, Sandiaga juga tegas menyatakan akan menjadi oposisi. "Saya respect dengan Pak Sandi tadi karena beliau mempertahankan konsisten dengan pendiriannya sebagai oposisi. Karena oposisi tetap diperlukan. Harus ada oposisi," ucapnya.
Di acara yang sama Sandiaga menegaskan sikapnya untuk menjadi oposisi setelah kalah dalam pemilihan presiden 2019. "Jadi oposisi enggak bisa dipecat. Menteri bisa dipecat. Jadi kita enggak perlu khawatir menyuarakan terbaik," kata Sandi.
Simak Juga: Relawan Kecewa Jokowi Bertemu Prabowo, Sandiaga: Jangan Marah
Sandiaga menuturkan dalam demokrasi ada yang kalah dan menang. Kualitas demokrasi akan meningkat jika semua orang menyadari perannya bahwa yang terpilih lah yang diberikan kesempatan untuk memerintah. Sedangkan yang tidak terpilih konsisten untuk mengoreksi dan meningkatkan pengawasan kinerja pemerintah.
Menurut Sandiaga, jika tidak ada satu pun pihak yang menjadi oposisi, mutu kebijakan pemerintah tidak bisa diawasi dan akan jadi ugal-ugalan. Sehingga, kata dia, harus ada mitra di luar pemerintahan yang tidak peduli dengan jabatan.