TEMPO.CO, Jakarta - Kubu Joko Widodo atau Jokowi mulai melakukan langkah-langkah rekonsiliasi dengan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di oposisi, bahkan diduga ada tawaran berbagai posisi di pemerintahan. Sandiaga yang juga disebut-sebut akan dirangkul, belum memikirkan hal ini, dan terlebih dulu akan meminta pendapat dari berbagai elemen di koalisi, serta pendukung.
Baca: 4 Pertimbangan Ini Bikin TKN Optimistis MK Tolak Gugatan Prabowo
“Bang Sandi akan mendengar masukan dari semua pihak, terutama dari pendukung, emak-emak, partai politik, relawan, dan sebagainya. Kami akan mendengar masukan dari semua,” kata juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Media Center Prabowo - Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta, Rabu 25 Juni 2019.
Dahnil mengaku hingga saat ini belum mendapatkan jawaban dari Sandiaga terkait hal ini. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, menurut Dahnil, saat ini fokus dengan hasil persidangan gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi.
“Sampai detik terakhir saya bertemu, Bang Sandi belum memikirkan hal itu. Bang Sandi fokus ke sidang MK,” kata dia.
Seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 24 Juni 2019, di kalangan internal Partai Gerindra merebak istilah tawaran 212. Tiga narasumber yang ditemui terpisah di partai itu mengatakan kiasan tersebut berasal dari tawaran jabatan dari kubu Jokowi. Dua-satu-dua berarti dua kursi menteri, satu kursi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan dua jabatan di Dewan Pertimbangan Presiden.
Baca: Faldo Maldini Prediksi Prabowo - Sandiaga Tak Akan Menang di MK
Sedangkan peluang koalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat telah dibuka lebar oleh kubu Jokowi. Pertemuan Jokowi dengan Komandan Komando Tugas Bersama atau Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, disebut-sebut sebagai langkah awal penjajakan koalisi.