TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono meminta kepada masyarakat untuk mengabaikan seruan people power yang didengungkan oleh para elite. Menurut dia, gerakan Kedaulatan Rakyat ataupun Ifthor Akbar 212 untuk menolak hasil pemilu pada 21-22 Mei tidak perlu dilakukan. Masyarakat Indonesia, kata Hendro, tidak boleh ditipu oleh para elite yang haus kekuasaan, harta, dan kehormatan.
Baca: Hendropriyono Sindir Kivlan dan Sjafrie Barisan Sakit Hati
"Saya tidak ada pretensi apa-apa, pamrih apa-apa, mengingatkan supaya saudara-saudara tidak usah turun ke jalan, tidak usah. Jagalah diri dan keluarga, anak-anak masing-masing," ujar Hendropriyono dalam acara Musyawarah Besar Kaum Muda Nasional di Gedung Djoeang, Menteng, Jakarta, Ahad, 19 Mei 2019.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyindir sejumlah elite yang menyerukan gerakan turun ke jalan atau people power, tetapi malah pergi ke luar negeri. Mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan ini menilai upaya elite itu termasuk penipuan kepada rakyat. "Terus nanti balik lagi pada saat aman saja, tapi kalian semuanya yang sengsara," ujarnya.
Hendro mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di kantor Komisi Pemilihan Umum yang dibayang-bayangi teror bom. Menurut dia, kalau teror bom itu terjadi, maka tuduhan itu bakal diarahkan ke pemerintah sebagai dalangnya. Ia pun menjelaskan bahwa yang meninggal nantinya bakal dipertanyakan sebagai martir untuk mengulingkan pemerintahan.
"Itu bukan martir, tetapi mereka dikorban untuk kepentingan elite yang haus kekuasaan dan harta," ujar Hendropriyono.
Baca juga: Yusril: Faktor People Power di Era Soeharto Tak Nampak di Jokowi
Dia yakin bahwa TNI dan Kepolisian RI tetap solid menjaga keamanan pengumuman hasil Pemilu 2019. Saat ini, kata Hendro, sudah 29 orang terduga teroris yang ditangkal oleh Dentasemen Khusus Antiteror 88. "Jadi, masyarakat tenang saja," ucapnya.