TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai cuitan politikus Demokrat Andi Arief yang menyebut 'setan gundul' sebagai pemberi informasi sesat bagi calon presiden Prabowo sebagai pernyataan yang vulgar. "Artinya, ada kekuatan cukup determinan di luar partai yang mendominasi koalisi," ujar Adi saat dihubungi, Selasa, 7 Mei 2019.
Menurut dia, ada unsur lain di luar partai pengusung Prabowo - Sandiaga Uno yang memiliki kewenangan melampui elit pendukung koalisi itu. Selain itu, pernyataan Andi Arief sekedar mengkonfirmasi bahwa ruang ganti koalisi internal Prabowo - Sandiaga mulai tak harmonis. "Sebelumnya koalisi 02 terlihat mulai retak karena sudah ada beberapa elit partai yang mulai tidak sejalan, bahkan bermanuver."
Baca: Politikus Demokrat Jelaskan Setan Gundul yang Dimaksud Andi Arief ...
Ia melihat gagasan antar elit dalam koalisi Prabowo - Sandiaga mulai tak sama. "Koalisi boleh tetap, tapi suasana hati di dalam mulai masing-masing."
Melalui akun Twitter-nya, Andi Arief menyebut adanya setan gundul yang memberi informasi sesat soal kemenangan 62 persen suara Pemilu untuk Prabowo. "Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," cuit Andi Arief lewat akun twitter-nya @AndiArief__ pada Senin, 6 Mei 2019.
Baca: Sandiaga Tak Tahu Siapa Setan Gundul dalam Cuitan Andi Arief
Andi Arief menyatakan bahwa Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan Gerindra, PAN, PKS, Partai Berkarya, dan rakyat. Namun, ia juga mengancam. "Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," cuit Andi Arief.
Menurut Andi, selama ini elemen setan gundul yang tidak rasional itu, mendominasi di koalisi mereka. "Dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," cuit Andi Arief.
ANDITA RAHMA | DEWI NURITA