TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno menyayangkan polemik pencopotan baliho yang terjadi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sandiaga berpendapat aspirasi masyarakat untuk memasang baliho sebaiknya dihormati.
Berita terkait: Tertibkan Baliho Kemenangan Prabowo, Aparat Dicegah Warga
"Keinginan rakyat memasang baliho arus dihormati," kata Sandiaga di Kantor Lurah Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, Selasa, 30 April 2019.
Warga Cileungsi sebelumnya memasang baliho berukuran 12x6 meter bertuliskan ucapan terima kasih atas nama calon presiden-wakil presiden 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada warga Cileungsi yang telah mendukung dan memenangkan Prabowo-Sandiaga di pemilihan presiden 2019.
Ketua Umum Relawan Prabowo-Sandi (Prasa), Ahmad Murlan Pasaribu menyebut ada upaya penurunan baliho oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Namun, kata dia, Satpol PP tersebut tak memiliki surat perintah penurunan baliho. Warga pun menolak hingga baliho urung diturunkan.
Sandiaga menilai ada penggunaan kekuatan aparat dalam polemik ini. Dia juga menyinggung ihwal baliho-baliho lainnya yang tidak dilarang. Menurut dia, upaya pencopotan baliho di Cileungsi ini berpotensi menimbulkan anggapan adanya diskriminasi.
"Kan tempat lain banyak (baliho) lain malah dibiarkan. Ini (bisa) menimbulkan rasa ketidakadilan," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Sandiaga mengatakan aparat semestinya berlaku adil kepada seluruh masyarakat. Menurut dia, saat ini masih ada letupan-letupan kegembiraan dari masyarakat terkait pesta demokrasi, sembari menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum. "Saya mengimbau untuk menjaga tensi dan harus sensitif dengan perasaan masyarakat," ucap dia.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA