TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dua kali keikutsertaan pemilihan presiden (2014 dan 2019), Prabowo Subianto selalu mengklaim kemenangan. Ia berkeras tak mempercayai hasil hitung cepat berbagai lembaga survei yang memprediksi dirinya kalah dari sang rival, Joko Widodo alias Jokowi.
Berita terkait: Jokowi dan Prabowo Saling Klaim Menang, Simak Perbedaannya
Mengilas balik, pada Juli 2014 lalu, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mengklaim kemenangan sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil perhitungan suara secara resmi. Prabowo berkukuh, amatan tim di lapangan menunjukkan suaranya bertengger di posisi atas, melampaui Jokowi. Atas kemenangan versi Kertanegara —rumah milik Prabowo yang menjadi markas pemenangan— dia bersama Hatta bersujud syukur.
Hal serupa terulang kembali pada Pilpres 2019. Berjeda sekitar 2 jam sejak hitung cepat ditampilkan, Prabowo mendeklarasikan kemenangannya. Di sisi lain, hampir seluruh lembaga survei menyatakan suara capres yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu kalah terhadap Jokowi.
Atas klaim kemenangannya itu, Prabowo sampai menggelar deklarasi sebanyak tiga kali. Dua kali deklarasi kemenangan diserukan pada Rabu, 17 April, dan sekali lainnya pada 18 April 2019. Pemimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma itu mengatakan tim kampanye Prabowo - Sandi di lapangan melaporkan hasil yang berbeda dari temuan lembaga survei independen.
Dalam rangkaian klaim kemenangan Prabowo ini terdapat sejumlah kejadian yang tersorot di rumah pemenangan. Dihimpun Tempo, berikut lima peristiwa yang terjadi di Kertanegara seusai pemungutan suara tersebut.
1. Mengklaim Angka 62 Persen
Dalam orasi kemenangan versinya, Prabowo Subianto menggembar-gemborkan angka 62 persen. Angka itu merupakan klaim akumulasi kemenangannya menurut data real count tim kampanye Prabowo - Sandi di lapangan. “Ini adalah hasil real count di lebih dari 320 ribu TPS,” kata Prabowo yang dikerumuni oleh pendukungnya di jalan depan rumah Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, 1 April lalu.
Prabowo yakin benar, angka itu tidak banyak berubah. Menurut dia, pergerakan angka naik atau turun hanya berkelindan di level 1 persen.
2. Sandiaga Absen
Sandiaga menjadi tokoh penting dalam koalisi Prabowo yang justru tak hadir saat pasangan capresnya menyerukan kemenangan di hadapan pendukung pada 17 April lalu. Sandiaga dikabarkan tengah sakit akibat kelelahan dan menderita cegukan hampir sepanjang hari.
Hari itu, Sandiaga baru muncul pukul 22.45 WIB saat ia hendak meninggalkan Kertanegara. Sandiaga yang duduk di bangku tengah sisi kiri mobil Nissan X-Trail hitam membuka kaca dan menyapa para hadirin. Namun ia irit komentar. Tangannya sekali waktu hanya menunjuk tenggorokannya. Gerakan itu seolah-olah menegaskan bahwa dia benar-benar sakit.
Kabar Sandiaga sakit diperkuat dengan unggahan istrinya, Nur Asia Uno, di media sosial Instagram. Ia menunjukkan potret dirinya bersama Sandiaga dan Prabowo. Dalam rangkaian foto itu, Nur Asia mengatakan Sandiaga berada dalam kondisi tak baik. Ia menerangkan, kehadiran Prabowo untuk menengok Sandiaga.
3. Deklarasi Sujud Kemenangan PA 212
Persaudaraan Alumni 212 berada di baris belakang klaim kemenangan Prabowo. Kelompok yang sebagian anggotanya adalah laskar Front Pembela Islam ini berencana menggelar acara bertajuk sujud syukuran untuk merayakan kemenangan hasil perhitungan sementara versi capres usungannya. Deklarasi itu akan digelar pada Jumat, 19 April 2019.
Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’rif menyatakan, semula, acara akbar ini dilaksanakan di Masjid Istiqlal dan dilanjutkan di Monumen Nasional atau Monas. Namun, lokasi tersebut dipindah di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara 4. Alasannya, PA 212 emoh mengganggu umat Kristiani yang tengah melaksanakan ibadah Jumat Agung di Katedral—gereja yang berhadap-hadapan dengan Istiqlal.
4. Deklarasi Ketiga, Ekspresi Sandiaga, dan Komentar Warganet
Sandiaga hadir dalam deklarasi yang kembali dihelat Prabowo di kediamannya, Kertanegara, pada Kamis sore. Sepanjang Prabowo pidato, Sandiaga berdiri di sampingnya. Namun, ekspresi yang terekam dari raut Sandiaga mendulang komentar warganet.
Ramai di media sosial bahwa Sandiaga terlihat tak tersenyum. Ditulis Antara, pakar bahasa tubuh dan mikroekspresi Monica Kumalasari, mengatakan cawapres Sandiaga tengah keluar dari kebiasaannya. Ia menilai, biasanya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu selalu senyum kala berkomunikasi. “Dia (biasanya) sangat santai, gesture sangat natural. Biasanya beliau juga sangat spontan," ujarnya. Namun, hal itu berkebalikan dengan yang terjadi saat deklarasi.
5. Demokrat Bersikap
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta elite partai dan kader-kadernya menghentikan sementara dari “dinasnya” di kandang Badan Pemenangan Nasional atau BPN.
SBY juga mewanti-wanti mereka tak terlibat dalam kegiatan inkonstitusional selepas masa pemilihan umum atau pemilu. SBY menulisnya dalam aplikasi perpesanan instan.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, SBY menuliskan surat lantaran ia saat ini ini tengah berada di Singapura. Di dalam surat itu, SBY meminta para politikus Partai Demokrat tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang bertentangan undang-undang. SBY juga meminta pengurus DPP Demokrat dan kadernya menghindari aktivitas yang tidak segaris dengan napas partai.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BUDIARTI UTAMI PUTRI | RYAN DWIKY | PRIHANDOKO | ANTARA