Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lewat Surat, SBY Tak Setuju Konsep Kampanye Akbar Prabowo - Sandi

Calon Presiden Prabowo Subianto menyalami Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, 21 Desember 2018. Selain pertemuan hari ini, SBY - Prabowo Subianto sudah menjadwalkan tiga pertemuan lain. TEMPO/M Taufan Rengganis
Calon Presiden Prabowo Subianto menyalami Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, 21 Desember 2018. Selain pertemuan hari ini, SBY - Prabowo Subianto sudah menjadwalkan tiga pertemuan lain. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menulis surat untuk tiga pejabat teras partainya, yakni Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Baca: Pidato Kampanye Akbar, Prabowo Sindir Kartu Sakti Jokowi

Surat bertanggal 6 April itu ditulis dari National University Hospital, Singapura. Tempo mendapatkan salinan surat itu dari dua pejabat teras partai berlambang bintang mercy tersebut. Ketika dikonfirmasi, Hinca membenarkan surat tersebut. "Itu terbatas di internal kami," kata dia, Ahad, 7 April 2019.

Dalam suratnya, SBY mengaku mendapat informasi ihwal tampilan kampanye akbar pasangan calon yang diusung Demokrat, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno Sabtu sore.

"Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar," tulis SBY.

SBY mengaku, malam harinya dia mendapat kepastian bahwa informasi tersebut benar. Dia berujar konfirmasi itu diperoleh dari pihak lingkaran dalam Prabowo.

SBY pun meminta kepada Amir Syamsudin, Syarief Hasan, dan Hinca Pandjaitan agar memberikan saran kepada Prabowo. SBY meminta agar memastikan beberapa hal dalam kampanye Prabowo. Pertama, SBY meminta agar kampanye tetap mengusung inklusifitas, kebhinnekaan, kemajemukan, dan persatuan, serta kesatuan "Indonesia untuk Semua".

"Cegah demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," kata SBY.

SBY mengatakan siapa pun presiden terpilih nantinya akan menjadi pemimpin bagi seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu, SBY mengingatkan, kampanye nasional pun harus dikemas dengan mengusung prinsip "Semua untuk Semua". Dia mengatakan presiden yang mengusung prinsip tersebut akan menjadi pemimpin yang kokoh.

Sebaliknya, kata SBY, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyat, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh.

"Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata SBY.

SBY mengaku tak suka rakyat Indonesia dibelah sebagai pro-Pancasila dan pro-kilafah. SBY mengatakan, jika polarisasi semacam ini dibangun dalam kampanye, dia khawatir bangsa Indonesia benar-benar terbelah ke dalam dua kubu yang berhadapan dan bermusuhan selamanya. Mengungkit kampanye pemilihan presiden yang dilakukan Demokrat pada 2004, 2009, dan 2014, SBY mengatakan masih banyak cara berkampanye lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik," ucapnya. "Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu disatu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti."

SBY lantas menyinggung bagaimana selama ini Prabowo diidentikkan dengan khilafah, sedangkan calon presiden inkumben Joko Widodo dituding komunis. SBY mengatakan narasi semacam ini tidak tepat, gegabah, dan menyesatkan.

"Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya," ujarnya.

Dia menyambung, ketimbang rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan bermusuhan lantaran perbedaan pilihan politik, lebih baik mereka diberi tahu ihwal apa yang akan dilakukan Jokowi atau Prabowo jika terpilih menjadi presiden. Dia berpesan agar benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan membahayakan ditinggalkan.

"Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja," tulis SBY.

Di akhir suratnya, SBY mengatakan tulisan itu dibuat saat putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang terbang dari Singapura menuju Jakarta. Kendati sudah menyerahkan urusan kampanye kepada AHY yang menjabat sebagai Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, SBY tetap merasa perlu bersuara perihal ini.

"Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita," tutup SBY.

Kampanye akbar Prabowo - Sandiaga ini diawali dengan salat subuh, munajat bersama, dan sejumlah tausiah yang disampaikan beberapa ulama. Ada pula perwakilan tokoh agama lain yang menyampaikan sambutan dan doa singkat.

Simak juga: Prabowo - Sandi Salat Berjamaah Menjelang Kampanye Akbar di GBK

Sebelumnya, pimpinan Front Pembela Islam Indonesia Rizieq Shihab juga disebut bakal menyampaikan orasi dalam kampanye akbar ini. Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan Rizieq akan berbicara melalui telekonferensi dari Mekkah, Arab Saudi, sebelum Prabowo berorasi.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


SBY Mengaku Ditelepon Bekas Menteri, Khawatir Demokrat Diambil Alih Moeldoko

1 jam lalu

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyalami Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono usai menyampaikan pidato kebangsaan dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, 16 September 2022. Dalam pidato kebangsaan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut sedang intens dengan 2 partai terkait rencana koalisi dan strategi Partai Demokrat dalam pemenangan pemilu 2024, serta membahas isu-isu nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis
SBY Mengaku Ditelepon Bekas Menteri, Khawatir Demokrat Diambil Alih Moeldoko

Berdasarkan akal sehat, kata SBY, MA sulit menerima PK Moeldoko. Musababnya, Moeldoko sudah 16 kali kalah di pengadilan.


Kabar MK akan Putuskan Sistem Proporsional Tertutup, SBY: Bisa Timbulkan Chaos Politik

3 jam lalu

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono disambut kader dan Pengurus Partai Demokrat saat tiba di Pacitan, Jawa Timur, Jumat 13 Januari 2023. ANTARA/HO-dok internal Partai Demokrat
Kabar MK akan Putuskan Sistem Proporsional Tertutup, SBY: Bisa Timbulkan Chaos Politik

Menurut SBY, jika MK tidak punya argumentasi kuat di balik perpindahan sistem Pemilu ini, maka mayoritas rakyat bakal sulit menerima keputusan itu


Silang Pendapat Anies Baswedan dan Pemerintah Soal Pembangunan Jalan Era Jokowi vs SBY, Berikut Data BPS

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kanan) meninjau jalan rusak di Kampung Rama Nirwana, Seputih raman, Lampung Tengah, Lampung, Jumat 5 Mei 2023. Presiden Jokowi mengucurkan dana Rp800 miliar untuk memperbaiki jalan rusak di Provinsi Lampung. ANTARA FOTO/Ardiansyah
Silang Pendapat Anies Baswedan dan Pemerintah Soal Pembangunan Jalan Era Jokowi vs SBY, Berikut Data BPS

Menanggapi kritik Anies Baswedan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Keuangan buka suara.


Anies Bandingkan Pembangunan Jalan Jokowi vs SBY, Anak Buah Sri Mulyani: Bukan untuk Kalah Menang, tapi..

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Ruang Garuda, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019. Pertemuan dilakukan di tengah isu Demokrat menyatakan siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Anies Bandingkan Pembangunan Jalan Jokowi vs SBY, Anak Buah Sri Mulyani: Bukan untuk Kalah Menang, tapi..

Stafsus Sri Mulyani buka suara soal pernyataan Anies Baswedan yang membandingkan pembangunan jalan di era Presiden Jokowi versus SBY.


Kata Menteri PUPR Soal Anies Baswedan Bandingkan Jalan Era Jokowi Vs SBY

3 hari lalu

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat koordinasi kesiapan jelang Idul Fitri 1444 H di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 6 April 2023. Rapat koordinasi lintas sektoral tersebut diantaranya membahas persiapan keamanan dan kelancaran arus mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kata Menteri PUPR Soal Anies Baswedan Bandingkan Jalan Era Jokowi Vs SBY

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta agar pernyataan bakal capres Anies Baswedan soal pembangunan jalan era Jokowi vs SBY tak dijadikan polemik.


Bantah Kritik Anies Soal Pembangunan Jalan Tol Era Jokowi, Moeldoko: Yang Nikmati Orang Kecil

4 hari lalu

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat bertemu dengan Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN (OIKN), Alimuddin di Gedung Bina Graha Jakarta, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4/2023). (ANTARA/HO-Kantor Staf Presiden)
Bantah Kritik Anies Soal Pembangunan Jalan Tol Era Jokowi, Moeldoko: Yang Nikmati Orang Kecil

Moeldoko membantah Anies Baswedan yang menyebut jalan tol bisa dinikmati kalangan atas saja. Ia mengatakan, masyarakat kecil pun bisa menikmati tol.


Kurang Bukti, Relawan Ganjar Pranowo Gagal Polisikan Anies Baswedan soal Pembangunan Jalan Era Jokowi

4 hari lalu

Sekjen DPP GP Center, Bima Mutaqqa menyambangi Mabes Polri untuk melaporkan Anies Baswedan mengenai dugaan berita bohong, di Jakarta, Selasa, 23 Mei 2023. Namun laporan itu berujung dengan penolakan oleh pihak kepolisian lantaran belum ada data yang cukup. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kurang Bukti, Relawan Ganjar Pranowo Gagal Polisikan Anies Baswedan soal Pembangunan Jalan Era Jokowi

Upaya relawan Ganjar melaporkan Anies Baswedan ke Bareskrim gagal karena kurang alat bukti. Ke depan mereka akan datang lagi dengan bawa bukti.


Perbandingan Kenaikan Gaji PNS Zaman SBY dan Jokowi, Ini Rinciannya per Tahun

6 hari lalu

Ilustrasi pegawai negeri sipil (PNS). TEMPO/Subekti
Perbandingan Kenaikan Gaji PNS Zaman SBY dan Jokowi, Ini Rinciannya per Tahun

Berikut rincian perbandingan kenaikan gaji PNS per tahun di masa pemerintahan SBY dan Jokowi.


PKS Sambut Baik Pertemuan SBY dan Prabowo di Pacitan

8 hari lalu

Sekretaris Jenderal (Sekjen)Partai Keadilan Sejahtera, Aboe Bakar Alhabsyi menyampaikan ihwal Ulang Tahun ke 21  PKS, di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 20 Mei 2023.
PKS Sambut Baik Pertemuan SBY dan Prabowo di Pacitan

Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan bahwa Koalisi Perubahan yang teridri atas PKS, NasDem dan Demokrat solid serta guyub.


Prabowo Subianto Sebut Indonesia Akan Jadi Negara Terbaik di Dunia

8 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Persatuan Purnawirawan (PP) Polri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri usai melakukan pertemuan di kantor PP Polri, Jakarta, Senin, 15 Mei 2023. Kedatangan Prabowo Subianto bertemu dengan Persatuan Purnawirawan Polri tersebut untuk bersilatuhrahmi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Subianto Sebut Indonesia Akan Jadi Negara Terbaik di Dunia

Prabowo Subianto menyatakan Indonesia akan menjadi negara terbaik di dunia jika terus menjaga persatuan dan kesatuan.