TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menggelar kampanye terbuka atau mereka menyebut sebagai kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Senayan pada Ahad, 7 April 2019.
Baca: Sandiaga Puji Prabowo Soal Everest dan Berhenti dari Tentara
Dalam pidatonya, Prabowo menyindir pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi yang tak mampu menurunkan harga listirk dan kebutuhan pokok. Ia juga menyebut bahwa ada isu yang menyebut Prabowo akan mendirikan negara khilafah jika memenangkan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
"Isu itu menyerang kami, ada yang bilang bahwa Prabowo akan mendirikan negara khilafah. Apa tidak lihat bahwa banyak ustad-ustad di sekitar saya," kata Prabowo saat memberikan sambutan. "Islam yang kami usung adalah rahmatan lil alamin, kami merangkul semua."
Prabowo pun mengatakan sudah mengumpulkan tim pakar untuk menyusun program 100 hari kerja. Nah, di tengah pidato ini tiba-tiba Prabowo meminta kopi. "Aku izin minum dulu ya," kata dia. "Laki-laki minum kopi, eh enggak boleh bercanda ya, ini pidato kebangsaan."
Setelah meminum kopi, Prabowo melanjutkan pidato kebangsaan. Ia menyindir soal Pemerintah Jokowi yang hanya mengandalkan kartu sebagai program andalan. "Rakyat tidak butuh kartu," kata dia. "Mereka bilang pertumbuhan ekonomi turun 5 persen, turun dari mana."
Simak: Polisi: Motif Antonio Banerra Agar Masyarakat Tak Pilih Prabowo
Dalam pidatonya, Prabowo berjanji akan menurunkan harga listrik dalam 100 hari pertama kerja. Ia juga berjanji akan swasembada pangan.