TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno meminta kegaduhan demi politik praktis dihentikan. Ini terkait dengan peretasan akun Twitter kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, sekaligus penyebaran konten-konten pornografi dalam akun tersebut.
Baca: Soal Elektabilitas, Sandiaga Merasa Deja Vu Pilgub DKI 2017
"Kita sudah komitmen untuk kampanye damai, kampanye anti hoax, yang betul-betul menjunjung tinggi kebebasan demokrasi," kata Sandiaga di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Rabu, 3 April 2019.
Sandiaga mengaku tak mau menuduh siapapun dalam kejadian ini dan berharap agar kampanye damai menjadi komitmen bersama. Menurutnya, siapapun yang terlibat dalam politik praktis sudah seharusnya tidak mengotori kepercayaan rakyat dan mencederai demokrasi.
Menurut Sandiaga, segala bentuk kampanye hitam yang menyerang kubu 02 tak akan mempan jika tujuannya untuk menggembosi suara. "Masyarakat sudah sangat cerdas. Tadi Pak Erwin (Erwin Aksa) bilang, masyarakat tahu siapa yang akan mereka pilih kalau menginginkan suatu perubahan," tutur Sandiaga.
"Jadi marilah kita junjung tinggi demokrasi yang jujur dan adil, demokrasi yang tidak mencederai, demokrasi yang tidak saling meng-hack, dan tidak menggunakan black campaign. Dan ini tidak hanya untuk pihak tertentu, tapi juga pihak kami," lanjut dia.
Baca: Sandiaga Uno Disawer Pendukungnya saat Kampanye di Bekasi
Ferdinand Hutahaean melaporkan dugaan peretasan akun media sosialnya ke Badan Reserse Kriminal Polri, pada Selasa, 2 April 2019. Selain peretasan, calon legislatif Demokrat itu juga melaporkan dugaan penyebaran pornografi.